REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dua orang nasabah Bank Mandiri cabang Bengkulu mengalami kerugian setelah keduanya kehilangan dana masing-masing sebesar Rp 49 juta dari rekening tabungan mereka.
"Saya biasa berstransaksi melalui 'sms banking' dan saat cek saldo, uang saya berkurang Rp 49 juta," kata Firdaus, nasabah Bank Mandiri yang sudah melaporkan kasus ini ke Polda Bengkulu, Sabtu (8/8). Ia mengatakan, hilangnya uang dari rekening tabungan terjadi pada 15 Juni saat dirinya melakukan transaksi non tunai yakni transfer dana sebesar Rp 8 juta.
Setelah transaksi, ia mendapat laporan transaksi dari rekeningnya ke rekening bank lain yakni BTN sebesar Rp 49 juta. Dana tersebut dikirim ke seseorang pemilik rekening BTN bernama Ristomatila yang berdomisili di Bali. "Padahal saya tidak pernah mengenal orangnya dan tidak pernah tranfer dana itu," katanya.
Mengetahui kejanggalan tersebut, Firdaus langsung menghubungi pihak bank dan melaporkan kejadian itu. Setelah melaporkan kejadian tersebut, dana sebesar Rp 49 juta itu kembali ke rekeningnya, namun saat memeriksa saldo melalui "sms banking", ia justru menemukan dana sebesar Rp 100 triliun terdapat dalam rekeningnya.
"Saya langsung telepon lagi pusat layanan pelanggan dan melaporkan adanya saldo mencapai Rp 100 triliun dan pihak bank langsung menonaktifkan sementara rekening saya," katanya menerangkan. Firdaus memperlihatkan selembar kertas berisi informasi saldo sebesar Rp 100 triliun dalam rekening tabungannya yang sempat dicetaknya.
Menurut dia kasus ini sudah dilaporkan ke pihak bank namun justru mendapat jawaban mengecewakan yakni menyalahkan nasabah dan pihak bank tidak akan mengganti dana yang hilang itu. "Kami minta keadilan, karena kasus serupa ini bisa saja menimpa nasabah lain," ucapnya.
Firdaus mengharapkan laporan yang sudah disampaikan ke Polda Bengkulu pada 26 Juni dapat ditindaklanjuti sehingga ada kejelasan tentang pihak yang bertanggungjawab dalam kasus ini. Kasus serupa juga dialami Seprialdi yang kehilangan dana sebesar Rp 49 juta dari rekening tabungannya pada 29 Juni 2015.
"Saya langsung menghubungi Mandiri pusat dan mereka berjanji menyelesaikan masalah ini hingga 6 Agustus, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan," katanya. Senior "Back Office" Bank Mandiri Cabang Bengkulu Syafri mengelak memberikan keterangan. "Kejadiannya ada di kantor cabang Ahmad Yani, di sini memang kantor pusat Bengkulu tetapi silahkan anda menghubungi pihak kantor cabang A Yani saja," ujar Syafri saat dihubungi lewat telepon.