Sabtu 08 Aug 2015 17:01 WIB

Konsumen Daging Keluhkan Kenaikan Harga

Rep: C34/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah pembeli daging di Kota Bogor mengeluhkan harga daging sapi yang terus melambung. Kini, harga daging sapi mencapai Rp 115 ribu sampai Rp 120 ribu per kilogram.

Keluhan disampaikan Ochi Sumarno, warga Cimahpar, Bogor, yang sedang berbelanja di Pasar Baru Bogor, Babakan Pasar, Bogor Tengah. Perempuan 48 tahun itu membeli 3,5 kilogram daging sapi.

"Sekarang semakin mahal, Rp 115 ribu. Biasanya harga stabil sekitar Rp 100 ribu," ungkap Ochi kepada Republika, Sabtu (8/8).

Akibat melambungnya harga, Ochi mengaku tak sering berbelanja daging. Sehari-harinya, ia memilih berbelanja bahan makanan non-daging.

Ochi berujar lebih sering membeli daging ayam atau hasil laut untuk makan sehari-hari. Daging sapi hanya dibelinya jika terdapat acara khusus. "Pusing kalau harga naik terus, makanya hari-hari biasa jarang beli. Ini kebetulan saja mau ada tujuh bulanan anak," kata dia.

Ochi mengaku telah mengetahui informasi bahwa beberapa hari ke depan, penjual daging di pasar tradisional tak beroperasi. Ia mendapat kabar tersebut dari penjual daging yang melayaninya di pasar.

Informasi yang beredar di pasar, akan ada aksi mogok yang dilakukan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) se-Jabodetabek, sejak Minggu (9/8) hingga Rabu (12/8). Penjual daging Pasar Baru Bogor otomatis tak bisa berjualan karena tak ada kegiatan penyembelihan hewan. "Buat saya tidak berpengaruh, karena kalau ke pasar belinya selain daging," kata Ochi.

Tingginya harga daging juga dikeluhkan para pedagang bakso. Aat Kurnia Saputra, salah satunya, yang berjualan bakso di area Babakan Pasar, Bogor Tengah.

Pria 35 tahun itu terpaksa harus menaikkan harga dagangannya. Harga semula Rp 10.000 per porsi ia naikkan menjadi Rp 12.000 per mangkuk."Naik dua ribu. Kadang ada pelanggan yang protes, karena tidak tahu harga daginnya juga naik," ujarnya.

Meski harga melambung, Aat tidak mengurangi porsi daging pada bakso yang dibuatnya karena dikhawatirkan memengaruhi rasa. Pria yang telah berjualan bakso gerobak selama 15 tahun itu tak ingin pelanggan berpaling.

Dalam sehari, Aat membutuhkan 2,5 kg hingga 3 kg untuk produksi bakso. Ia mengaku telah tahu bahwa para penjual daging akan 'meliburkan diri' beberapa hari ke depan. "Tidak berpengaruh sih, sudah menyiapkan stok," katanya.

Namun, pria asli Sukabumi itu berkata, stok yang ia siapkan hanya bertahan maksimal dua hari. Sebab,bakso-bakso itu tak bertahan terlalu lama meski disimpan di lemari pendingin. "Nanti rasanya jadi kurang enak. Kalau stok sudah habis ya terpaksa nganggur dulu beberapa hari," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement