Sabtu 08 Aug 2015 16:42 WIB

Menteri Nurbaya Janji Bangun Daerah Pinggiran Melalui Alam

Red: Ilham
Menteri LHK, Siti Nurbaya saat membuka acara Jambore Konservasi Alam di Ujung Kulon, Banten, Sabtu (8/8).
Foto: ROL
Menteri LHK, Siti Nurbaya saat membuka acara Jambore Konservasi Alam di Ujung Kulon, Banten, Sabtu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar mengatakan, kementeriannya berkomitmen untuk membangun daerah pinggiran yang masih didominasi hutan lindung. Hal itu sesuai dengan Nawacita Presiden Joko Widodo.

"Presiden berpesan agar (konservasi alam) kita memaknai sesuai Nawacita beliau, kita akan membangun di pinggiran dan memberikan kesejahteraan (masyarakat)," kata dia dalam sambutan pembukaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2015 di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Sabtu (8/8). 

Nurbaya mengaku sudah mendapatkan laporan dari Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Banten. BLHD melaporkan terjadinya abrasi pantai dan kerusakan tanaman mangrove. "Saya tegaskan sepulang dari sini kita selesaikan," kata dia. 

Nurbaya juga telah perintahkan Dirjen yang menangani sampah dan mangrove untuk mengurus permasalahan itu. Soal bagian lingkungan yang bukan wewenang KLHK seperti jalan dan jembatan, Nurbaya akan membahasnya bersama menteri terkait. "Yang paling penting adalah implementasi dan harus kita laksanakan."

Menurut Nurbaya, lingkungan kehutanan Indonesia yang berjumlah 134 juta hektar sangat penting dilindungi. Apalagi, 17 persen flora dan fauna di dunia ada di Indonesia. Karena itu, peran serta masyarakat harus mulai digalakkan. "Ke depan tidak ada lagi orang yang diusir-usir di hutan," katanya.

Kementerian akan mengusahakan agar masyarakat setempat dekat dan mengerti pentingnya hutan bagi mereka dan bangsa. Oleh karenanya, akses masyarakat ke 51 taman nasioanal yang tersebar di seluruh Indonesia akan dibuka dengan berbagai moda dan sistem. 

"Artinya, kita juga tak mau orang masuk secara illegal dan sembarang-sembarang. Kita harus berikan pola yang tepat," Nurbaya menegaskan. 

Saat ini, sekitar 300 peserta Jambore Konservasi Alam Nasional mulai berdiskusi soal kelestarian alam di Ujung Kulon. Mereka adalah perwakilan BLHD, pecinta alam, dan aktivis lingkungan lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Acara puncak akan dilaksanakan pada Senin, 10 Agustus 2014.

Kepala BLH Banten, M Nasir Azis mengatakan, pemerintah provinsi mengakui jumlah lahan konservasi di Banten terus menurun. Karena itu, menyadarkan masyarakat untuk tidak merusak hutan adalah tugas bersama. "Melalui jambore ini akan bisa menyadarkan masyarakat," katanya membacakan sambutan Gubernur Banten, Rano Karno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement