REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan siap meluncurkan satelit baru dengan nama Lapan A2. Satelit yang dibuat di Bogor, Jawa Barat ini akan diluncurkan dengan PSLV (sebagai piggy back) pada 20 Agustus 2015 di India. Satelit ini merupakan pertama yang didesain dan diintegrasi di Indonesia.
“Ada tiga hal yang dilakukan dari satelit ini,” ujar Deputi Teknologi Penerbangan Antariksa LAPAN, Rika Andiarti kepada Republika saat ditemui di Stand LAPAN, Parkir Timur Lapangan D Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (7/8).
Hal pertama, Rika menjelaskan, satelit yang akan diudarakan pada ketinggian 650 Kilometer ini bisa melakukan pemantauan kelautan dengan menggunakan Automatic Identification System (AIS). Menurutnya, segala kapal akan teridetifikasi datanya saat berlayar di laut. Kecuali, lanjut dia, kapal tersebut mematikan sistem AIS-nya.
Kemudian, Rika memaparkan, satelit itu bisa melakukan mapping yang disertai dengan kamera digital. Sehingga bisa melakukan pemotretan di seluruh wilayah Indonesia. “Karena kebetulan orbitnya secara ekuator atau berkeliling,” jelasnya. Dengan demikian, lanjut dia, pihaknya bisa menerima informasi 14 kali dalam sehari.
Mengenai komponen, Rika mengaku masih menggunakan produk impor dari berbagai negara. Namun, pembuat dan lokasinya benar-benar dilakukan di Indonesia. Satelit yang memiliki berat 70 kilogram ini merupakan proyek dari 2010. Bahkan, ia menegaskan proyek ini sebenarnya sudah selesai sejak dua tahun lalu. Namun, peluncurannya terkendala karena satelit di India tak kunjung usai. Pasalnya, tambah dia, peluncuran satelitnya ini harus butuh wadah yang bisa membawanya ke luar angkasa.
“Dan mencari satelit untuk dijadikan wadah ini tidak mudah, jadi kami menunggu dari proyek satelit India selesai,” kata dia.