REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengimbau agar masyarakat Tangerang dan sekitarnya menghemat persediaan air. Pasalnya, musim kemarau diprediksi berlangsung hingga Desember.
Kepala Sub Bagian Informasi BMKG, Harry Tirto Jatmiko, mengatakan berlanjutnya musim kemarau hingga Desember masih akan terus dikaji ulang. Informasi terkait prediksi berakhirnya musim kemarau rencananya dirilis September mendatang.
"Prakiraan itu berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. Karenanya, masyarakat di Tangerang dan sekitarnya perlu memperhatikan penggunaan air. Persediaan air sebaiknya dihemat," jelas Harry kepada Republika, Jumat (7/8).
Berdasarkan perhitungan indeks neraca air BMKG, ketersediaan air di wilayah Tangerang dan sekitarnya berada pada posisi 20,1 persen - 40 persen. Angka tersebut menunjukkan persediaan air tergolong kurang.
Selain neraca air, Harry juga menyarankan agar masyarakat memperhatikan pengaruh hembusan angin dan kelembapan. Di wilayah dengan ketinggian di atas 1.500 meter, kelembapan tergolong kering.
Hembusan angin yang kencang bisa menyebabkan semakin berkurangnya kadar air di mawasan-kawasan itu.
"Yang pasti, penggunaan air untuk keperluan rumah tangga dan keperluan umum sebaiknya hati-hati. Sebab, maju atau mundurnya musim penghujan belum bisa dipastikan," ujar Harry.
Dia memaparkan, pengaruh El Nino di Indonesia saat ini berada dalam kisaran sedang hingga menguat. Pengaruh menguatnya El Nino berdampak signifikan terhadap naiknya suhu udara.
Normalnya, tutur Harry, suhu udara maksimal berkisar antara 32 - 35 derajat celsius. Namun, ada kemungkinan suhu udara bisa lebih tinggi. "Masyarakat Tangerang yang padat aktivitas harus mewaspadai potensi dehidrasi. Konsumsi air yang cukup dan asupan vitamin sebaiknua diperhatikan agar tidak mengganggu aktivitas selama musim kemarau," tambahnya. (c36)