REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah penjual daging sapi di Kota Bogor mengeluhkan omzet yang menurun akibat kenaikan harga daging, Jumat (7/8).
Efendi alias Pepen, penjual daging di Pasar Jambu Dua, Tanah Sareal, Bogor mengatakan, harga daging yang diambilnya dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Bubulak terus meroket. "Setelah Lebaran sudah naik tiga kali," ujarnya.
Saat ini, harga daging sapi per kilogram mencapai Rp 120 ribu. Sebelumnya, harga daging berkisar antara Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu.
Pria 60 tahun itu berkata, kenaikan harga membuat jumlah pembeli menurun drastis. Pepen mengaku hanya mendapat menjual 40-50 kilogram daging dalam sehari. Padahal, saat kondisi harga normal, daging yang habis terjual bisa mencapai 70 kilogram.
Pelanggan rumah tangga dan rumah makan yang berbelanja daging kini mengurangi porsi daging yang dibeli. "Yang biasanya beli sekilo jadi setengah kilo, yang beli setengah jadi seperempat," ungkap Pepen.
Pedagang lain, Daud Yusuf (50 tahun), mengeluhkan hal serupa. Harga yang melambung secara perlahan dianggapnya berimbas buruk bagi bisnisnya.
Saat kondisi normal, Daud yang berjualan sejak pukul 13.00 sampai malam hari itu bisa menjual 30 kilogram daging. Kini, daging yang terjual hanya sampai 15 kilogram.
"Harga normal Rp 80 ribu sampai Rp 120 ribu. Pas Lebaran memang dijual Rp 140 ribu. Tapi sesudahnya tidak tahu kenapa terus naik, sudah tiga kali," kata Daud.
Pedagang 50 tahun yang mengambil daging dari RPH Bogor itu berujar, kenaikan harga membuat banyak pedagang geram. Ia mengaku telah mendapat pesan singkat selular (sms) yang menginformasikan akan adanya demonstrasi dan aksi mogok rumah pemotongan hewan. "Kalau nggak ada yang motong (menyembelih sapi) ya otomatis nggak jualan," ucapnya.