REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kumpulan orang dengan jumlah besar berkumpul di Departemen Darurat dan Laboratorium Asir, untuk menyumbangkan darah bagi mereka yang terluka dalam pemboman masjid di Abha.
Kementerian Dalam Negeri di sana melaporkan, petugas keamanan dan tiga karyawan dari Pusat Pasukan Darurat Khusus tewas, serta tujuh orang luka-luka dalam serangan yang terjadi saat shalat Ashar tersebut. Meski tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, diduga Daesh berada di balik serangan itu.
Banyak warga negara dan penduduk, khususnya Mesir dan negara Arab, tiba di rumah sakit dalam jumlah yang besar untuk menyumbangkan darah, dalam menanggapi surat seruan oleh rumah sakit Asir.
Media sosial juga ramai dengan foto-foto di rumah sakit, serta komentar yang memuji persautan dan solidaritas, dari warga Saudi dan para ekspatriat, di masa-masa sulit seperti yang terjadi sekarang.
Dilansir dari Arabnews, seorang saksi mata bahkan mengatakan ketika dokter menolak salah seorang pria tua untuk menyumbangkan darah, pria tua itu meninggalkan rumah sakit sambil menangis.
Sekumpulan prang dalam jumlah besar di wilayah tersebut terus berdatangan ke rumah sakit Khamis Mushait, guna mendonorkan darah, meski sudah diberitahu oleh dokter dan staf di sana kalau jumlah darah yang dikupulkan sudah cukup.
Serangan yang terjadi Kamis kemarin, merupakan yang paling mematikan terjadi kepada pasukan keamanan Saudi, sejak serangan Daesh pertama kali muncul tahun lalu. Kala itu, seorang pelaku bom bunuh diri, menyerang sebuah masjid Syiah di desa timur al-Qadeeh pada bulan Mei, dan menewaskan 22 orang.
Itu adalah serangan militan paling mematikan di Saudi selama lebih dari satu dekade, dan diikuti sepekan kemudian oleh bom bunuh diri lain di luar lain masjid Syiah timur, yang menewaskan empat orang.
Pada bulan November, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah masjid di desa Saudi timur al-Ahsa, serta menewaskan delapan orang.
Pasukan keamanan Saudi membongkar sebuah rumah tahanan, yang didirikan oleh Daesh dan menangkap lebih dari 400 tersangka selama operasi yang diperpanjang selama beberapa pekan dan berakhir pada bulan Ramadhan.