REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta organisasi keagamaan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama meningkatkan sinergitas. Menurutnya, sinergi dua organisasi masyarakat ini akan membawa umat dan bangsa menjadi lebih baik.
"Saya akui sangat terobsesi agar dua Ormas (Muhammadiyah dan NU) bisa sinergi," kata Din dalam jumpa pers di Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis (6/8).
Din mengutip pernyataan cendekiawan Islam Nurcholish Madjid yang mengibaratkan Muhammadiyah dan NU ibarat dua sayap besar. Oleh karena itu, keberadaan keduanya tak bisa terpisahkan dan saling melengkapi. "Islam Berkemajuan dan Islam Nusantara. Saya anggap visi keduanya saling melengkapi," katanya.
Din mengakui ada perbedaan pandangan dalam sejumlah cabang pemikiran. Akan tetapi, masih lebih banyak persamaan yang bisa menjadi modal untuk memajukan bangsa.
Din mengaku, selama 15 tahun terakhir berada di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, telah banyak upaya komunikasi intensif dengan PBNU. "Ini menunjukkan suasana yang cair," katanya.
Din menjelaskan, ketika PBNU dipimpin Hasyim Muzadi, dua Ormas itu memiliki tradisi untuk bertemu sebelum tahun baru Hijriyah. Ia mengaku, pertemuan itu guna merumuskan tausiyah bersama yang digelar bergantian di kantor pusat masing-masing. Akan tetapi, tradisi itu tidak berlanjut di kepemimpinan Said Aqil Siradj.
Din berharap, di bawah kepemimpinan baru, yakni Rais 'Aam Ma'ruf Amin dan Ketum Said Aqil, tradisi serupa bisa kembali dilaksanakan. Terlebih, Ma'ruf Amin merupakan figur sahabat baginya. Dalam struktur pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Din menempati posisi Ketum sementara Ma'ruf menjadi wakilnya.
"Ia figur ulama yang moderat. Saya yakin ia bisa mendekatkan NU dan Muhammadiyah," kata Din.