REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang dan kering tahun ini memunculkan berbagai dampak yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat Indonesia.
Terkait hal tersebut, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin meminta berbagai pihak, khususnya pemerintah mengantisipasi dampak dari fenomena tersebut.
Thomas mengatakan, dampak kekeringan akan terjadi di berbagai sektor, termasuk pertanian dan lingkungan yang mengarah pada kebakaran lahan dan hutan. Selain itu dampak, kekurangan air di banyak daerah juga pasti akan bermunculan seiring dengan bergesernya awal musim hujan.
Ia pun meminta masing-masing kementerian fokus menyelesaikan berbagai masalah tersebut.
"Terkait dampak negatif pertanian tentu antisipasi Kementerian Pertanian dan instansi terkait, dampak negatif di kehutanan oleh Kementerian Kehutanan yang punya program-program antisipasi. Demikian juga ketersedian air untuk Kementerian PU dan terkait lainnya," kata Thomas di kantor Lapan pusat, Jakarta Timur, Kamis (6/8).
Thomas mengatakan, Lapan hanya bisa memberikan data dan informasi terkait kondisi kemarau saat ini serta adanya fenomena El Nino dan kemungkinan dampaknya.
Data tersebut, salah satunya didapat dari pemantauan yang dilakukan dengan menggunakan citra satelit. Dari satelit itulah, lanjutnya, terdapat indeks vegetasi yang menggambarkan tingkat kekeringan dan kondisi terkait pembakaran lahan hutan di Indonesia.
"Dari pemantauan itu kementerian dan lembaga terkait bisa memberikan antisipasi dan langkah-langkah pencegahan," ujarnya.