Rabu 05 Aug 2015 23:57 WIB

MataAir Ajak Noe Letto Berikan Workshop untuk Mentor

Sabrang ‘Noe’ Letto (dua dari kiri) memberikan workshop bagi mentor-mentor MataAir Foundation agar siap menjadi sahabat pelajar.
Foto: MataAir Foundation
Sabrang ‘Noe’ Letto (dua dari kiri) memberikan workshop bagi mentor-mentor MataAir Foundation agar siap menjadi sahabat pelajar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sabrang ‘Noe’ Letto memberikan workshop bagi mentor-mentor MataAir Foundation agar siap menjadi sahabat pelajar, Rabu (5/8).

"Kami sengaja mengundang Sahabat Sabrang (Noe Letto). Selain public figure, ia juga memiliki kapasitas yang mumpuni untuk dijadikan inspirasi karena merupakan pelajar, artis, sekaligus sarjana tiga jurusan fisika, matematika dan psikologi dari Kanada," kata Direktur Program Pendidikan dan Pelatihan MataAir Foundation, Muhammad A Idris, Rabu (5/8). 

Dalam acara tersebut, lanjut dia, Sabrang dengan apik memaparkan pola komunikasi dan kebutuhan antara pelajar dan mentor yang hadir dari seluruh Indonesia. Sehingga sebagian peserta utusan OSIS dari SMA/MA se–Jombang juga dengan antusias menyimak pemamarannya.

Rabu, MataAir menggelar konsolidasi Nasional Manajer Kota/Kabupaten bersama alumni program pesantren kilat/Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) di STIKES Bahrul Ulum Tambak Beras. Acara yang berlangsung selama dua hari itu, yakni 4-5 Agustus 2015, dihadiri lebih dari 500 utusan terdiri dari 15 PTN dari 50 kota/kabupaten.

"Selain halal bi halal dan evaluasi  pelaksanaan program bimbel gratis persiapan masuk PTN 2015, juga meluncurkan program reformulasi pendampingan OSIS SMA/MA sederajat," kata Idris.

Menurut Idris, acara terselenggara berkat kerja sama dengan Kementerian Pertahanan RI. Turut hadir dalam sesi Bincang Kebangsaan, Litbang Kemenag RI Dr Nuruddin Msi.

Dalam setiap kali menjelang lulusan SMA/MA sederajat, MataAir sebagai salah satu organisasi sayap dari GP Ansor, selalu menggelar pesantres kilat/Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN). Mereka yang mengikuti Sanlat BPUN kini sudah tersebar di sekian banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seluruh Indonesia.

"Namanya juga sahabat, maka harus mengerti kebutuhan pelajar sekaligus layak jadi inspirasi pelajar, baik sisi akademik maupun leadership," tegas Idris.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement