REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kepolisian Sektor (Polsek) Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), melalukan penyidikan terhadap penemuan mayat laki-laki dengan 17 luka sayat. Hingga Rabu (5/8), Polsek Pamulang telah memeriksa tiga orang saksi.
Menurut keterangan Kepala Seksi (Kasi) Humas Polsek Pamulang, Aiptu Sucito, polisi telah memeriksa dua anak korban dan satu orang penjaga pintu air Situ Tujuh Muara.
"Pemeriksaan langsung dilakukan setelah penemuan mayat, Selasa (3/8). Berdasarkan keterangan keluarga, korban meninggalkan rumah pukul 23.00 WIB, Senin (3/8) malam," ujar Sucito saat dijumpai Republika di kantornya, Rabu siang.
Menurut keluarga, korban meninggalkan rumah menggunakan sepeda ontel. Selanjutnya, proses penyidikan akan terus dilakukan. Namun, hingga saat ini Polsek Pamulang belum menentukan saksi lain yang akan diperiksa.
Lebih jauh, dia menjelaskan penemuan mayat terjadi sekitar pukul 07.10 WIB Selasa pagi. Berasarkan informasi pelapor, mayat ditemukan tergeletak di trotoar Jl Siliwangi. Lokasi penemuan mayat berdekatan dengan pusat perbelanjaan Pamulang Square dan Situ Tujuh Muara.
Pukul 07.20 WIB, petugas Polsek Pamulang melakukan pengecekan ke lokasi. Dari pemeriksaan di lapangan, diketahui bahwa mayat dengan inisial BS itu tinggal di Pamulang Permai.
Korban yang berprofesi sebagai wiraswasta tersebut lahir si Gresik, 5 Maret 1957. Saat ditemukan, korban menggunakan kaos warna merah dan celana panjang warna cokelat.
"Dari pemeriksaan, ditemukan 11 sayatan di lengan kiri korban. Enam sayatan lain juga ditemukan di lengan sebelahnya," kata Sucito.
Usai ditemukan, mayat langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Fatmawati untuk keperluan visum. Usai visum, mayat korban langsung dikembalikan kepada pihak keluarga. Hingga Rabu siang, Polsek Pamulang belum bisa menyimpulkan dugaan motif penbunuhan BS.