Rabu 05 Aug 2015 14:36 WIB

Dua Upaya Hadapi Musim Kemarau

Rep: c30/ Red: Dwi Murdaningsih
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kekeringan melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin mengatakan tahun 2015 ini merupakan tahun kekeringan global. Kekeringan yang hampir menguasai beberapa daerah di Indonesia ini harus segera diupayakan penanganannya.

“Menurut saya, upayanya ada dua macam,” ujar Didin saat dihubungi Republika Online, Rabu (5/8).

Pertama, upaya yang bersifat spiritual. Memperbanyak berdoa, istighfar, dan berdzikir kepada Allah. Kemudian, penduduk Islam yang berada di suatu daerah yang mengalami kemarau, kekeringan panjang, sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih untuk minum dan kebutuhan sehari-hari, dianjurkan untuk menyegerakan melakukan solat Istisqo.

“Solat Istisqo inikan perintah dari Nabi Muhammad SAW,” ujar Didin.

Solat Istisqo merupakan solat sunnah dua rakaat yang dilakukan atas tujuan memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan dan memberikan kembali nikmat rizqi kepada para hambah-Nya.

Kedua, mengupayakan adanya alternatif air. Misalnya dengan membuat hujan buatan pada daerah yang mengalami kekeringan atau dengan menggali sumur sebagai sumber resapan-resapan air. “Ini juga jika memungkinkan,” tambahnya

Menurut Didin, kekeringan tahun ini hampir merata. Bahkan, wilayah-wilayah yang seharusnya tidak mengalami kekeringan saja seperti Bogor sampai mengalami kekeringan tersebut dan baru satu minggu yang lalu turun hujan. Artinya, kekeringan ini sudah menyeluruh. Menanggapi hal tersebut, menurut Didin ini sudah masuk tanda waspada dan mengkhawatirkan, apalagi bila tidak ada upaya-upaya yang coba dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement