Selasa 04 Aug 2015 17:22 WIB

DKP Bogor 'Banting Tulang' Rawat Taman Kota di Musim Kemarau

Rep: c34/ Red: Karta Raharja Ucu
Taman Kota
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Taman Kota

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor setiap harinya bertanggung jawab menyiram dan merawat 27 taman aktif dan pasif seluas empat hektar area di enam kecamatan Kota Bogor. Tiga unit truk tangki air berkapasitas 4.000 liter milik DKP dikerahkan dua kali sehari untuk menjaga taman kota tetap segar. Pukul 07.00 hingga 10.30 di pagi hari, serta pukul 16.00 sampai 19.30 di sore hari.

Penyiraman dua kali sehari itu berlangsung rutin selama musim kemarau. Saat musim hujan, truk tangki hanya melakukan penyiraman satu kali.

"Pada rute-rute tertentu dilakukan setelah Subuh atau malam hari karena kepadatan lalu lintas," ungkap Kepala Seksi Pemeliharaan Taman DKP Kota Bogor, Erwin Gunawan, kepada ROL, Senin (3/8).

Namun, kemarau berkepanjangan yang terjadi di berbagai wilayah, termasuk Kota Bogor, membuat ketersediaan air untuk penyiraman taman terbatas. Erwin menginformasikan, debit air di instalasi sumur tanah yang mereka miliki berkurang drastis.

Kemarau yang berpuncak pada Juni membuat sumber air mereka kekeringan. Bahkan, dasar sumber air tersebut hampir terlihat. Padahal, sumur air tanah yang berada di wilayah Bogor Tengah tersebut menjadi sumber air utama DKP melakukan penyiraman taman. Hal itu membuat DKP menyusun strategi untuk mengatasi hal tersebut.

"Alternatifnya, kami mencari sumber air dari tempat lain, seperti dari anak sungai Cipakancilan, Cidepit, dan Katulampa," Erwin menerangkan.

DKP memilih sumber air yang bisa dijangkau oleh mobil tangki air mereka. Sungai-sungai besar, lanjutnya, tidak terjangkau oleh truk yang besar.

Koordinasi dengan PDAM dan Pemadam Kebakaran juga dilakukan DKP sejak sebulan belakangan. Sumber terminal air yang dimiliki PDAM, diakui Erwin mempercepat pekerjaan pengisian air ke mobil tangki penyiram taman.

"Pengisiannya cepat, cukup lima menit. Kalau di sungai memakan waktu 20 menit," tuturnya.

Koordinasi dengan PDAM tersebut masih dilakukan sejak Ramadhan hingga saat ini. Antisipasi tersebut telah dimulai DKP begitu mendapatkan informasi kemarau panjang dari BMKG.

Sementara, permintaan bantuan dari pemadam kebakaran bergantung situasi dan kondisi. Pasalnya, Damkar lebih diprioritaskan untuk memadamkan kebakaran. "Banyak terjadi kebakaran, jadi kami hentikan dulu," ungkapnya.

Menurut Erwin, kemarau panjang yang membuat kekeringan taman baru kali ini terjadi. Cuaca ekstrem itu berpengaruh terhadap keindahan Bogor yang digagas menjadi kota sejuta taman oleh Wali Kota Bima Arya.

Tak hanya taman kota, Kebun Raya Bogor dan taman Istana Negara juga terdampak kekeringan. Erwin menyebutkan, pengelola Istana Negara sempat meminta bantuan DKP untuk penyiraman taman.

"Dua bulan terakhir saat kekeringan, pihak istana meminta bantuan dua unit truk tangki untuk menyirami rumput-rumput," kata ia.

Hujan yang belakangan mulai turun di beberapa wilayah di Kota Bogor menjadi angin segar terhadap permasalahan itu. Cuaca yang sudah kembali normal, ujar Erwin, sedikit demi sedikit mengurangi beban DKP yang kekurangan air.

"Alhamdulillah di Bogor sudah turun hujan kemarin. Tapi kami tetap harus siap, waspada, dan mengantisipasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement