REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Sejumlah pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berkunjung ke sejumlah ulama terkemuka di Jombang, Jawa Timur di sela-sela menghadiri pembukaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka, mengungkapkan, menggunakan momen Muktamar ke-33 untuklebih mengenal NU, salah satu ormas Islam terbesar, dengan lebih baik. Ia mengaku mulai mengenal NU dari almarhumah neneknya, Ibu Gedong Bagoes Oka, yang merupakan teman dekat almarhum Gus Dur.
Pada acara muktamar ini, ia mempunyai kesempatan untuk lebih memahami seluk-beluk kultur keberagamaan NU. "Dibantu oleh seorang teman, alhamdulillah kami dapat sowan ke beberapa kiai di Jombang. Banyak hal yang saya dapatkan dari interaksi singkat dengan mereka. Kiai adalah sosok penting tidak hanya dalam soal keagamaan tapi juga dalam kehidupan sosial-politik masyarakat di akar rumput. Mereka ramah, terbuka, santai dan tidak birokratis seperti pemimpin lainnya." tutur Isyana.
Sebelum pembukaan Muktamar Isyana bersama Grace Natalie (ketua umum), Raja J Antoni (sekretaris jenderal) dan Suci Mayang Sari (bendahara umum) juga sowan kepada Kiai Haji Dimyati Romli, pengasuh pondok pesantren Darul Ulum Rejoso.
Setelah pembukaan Muktamar, Isyana dan kawan-kawan sowan ke Haji Abdul Holik, rektor Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA), dan Haji Saiful Hidayat, wakil rektor IAIBAFA.
Kepada para pengurus PSI, Haji Abdul Holik berpesan, "Yang awalnya baik maka akhirnya juga akan baik. Demikian seperti yang tertulis di dalam Kitab tasawuf Alhikam. PSI hadir dengan niat baik, maka insya allah akan baik pada akhirnya."
Setelah pamit, perjalanan sowan berlanjut ke Kiai Hasip Wahab, pengasuh pesantren Tambak Beras Darul Ulum. Kiai Hasip adalah putra dari Kiai Wahab Hasbuloh, pendiri NU. Kiai Hasip memberi apresiasi positif dengan hadirnya beberapa partai baru. Khusus terhadap PSI , Kiai Hasip berpesan untuk serius membentuk jaringan dan mengurus legalisasi partai.
Dari Tambak beras, rombongan DPP PSI meluncur ke Tebu Ireng untuk nyekar ke Makam Gus Dur. "Silaturahim dengan para kiai ini tidak punya target politik apa-apa kecuali minta doa restu dan mohon wejangan dari mereka," ungkap Isyana
Menurut Isyana, salah satu yang berkesan adalah nasihat dari Haji Abdul Holik. Sang tokoh berkatan bahwa kebaikan niat dan cara akan mempengaruhi hasil dari sebuah kerja.
"Pak Kiai mengingatkan bahwa saya harus terus mengecek niat dasar saya terjun ke dunia politik. Bila bukan untuk kepentingan rakyat lebih baik tidak perlu untuk terlibat politik," tuturnya.