Senin 03 Aug 2015 17:44 WIB

Sungai Ciliwung Lebih Mudah Dibersihkan Saat Kemarau

Rep: C21/ Red: Karta Raharja Ucu
Mahasiswa UAI bersih-bersih sungai Ciliwung sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
Foto: Rizka Vardya
Mahasiswa UAI bersih-bersih sungai Ciliwung sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau yang melanda DKI Jakarta beberapa pekan terakhir, membuat anak Sungai Ciliwung lebih bersih dari biasanya. Karena pada saat kemarau, air terlihat tenang dan mudah untuk dibersihkan. 

Salah satunya adalah anak dari sungai Ciliwung, seperti Kali Suratmo, Jakarta Pusat. Saat hujan datang, debit air sungai tidak sampai meluber.

Kondisi membuat para pekerja di Unit Kerja Bidang Sungai (UPK) lebih mudah. Seperti yang dialami Amshar (47 tahun), yang saban hari membersihkan sampah dari Jembatan Suratmo hingga Pintu Air Jembatan Merah, yang jaraknya hanya 200 meteran. Ia adalah satu dari 10 orang dari UPK yang setiap harinya harus bekerja dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. 

Pria yang tinggal di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, itu mengaku setiap hari mengangkut 50 karung sampah berupa dedaunan dan plastik dari bantaran sungai.

"Ketinggian air yang stabil dan arus yang tenang membuat pekerjaan lebih mudah dibandingkan ketika hari hujan. Karena saat membersihkan debit sungainya naik hingga meluap ke jalan, seperti awal Januari 2013," kata dia, Senin (3/8).

Kalau berbicara kotor, Amshar mengakui semua anak Kali Ciliwung, pasti kotor saat musim hujan. Itu akibat dari pasang air dan kiriman akibat banjir membawa sampah dari berbagai daerah. "Namun di musim kemarau ini aman, terkendali dan bersih," katanya. 

Saat mengeruk sampah, peralatan yang digunakan berupa cankrang, serokan, serta mesin air Kuboata yang digunakan untuk menyemprot pasir dari saluran kecil yang mampat. "Kegunaan mesin Kuboata adalah untuk mencegah banjir lumpur," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement