Senin 03 Aug 2015 13:39 WIB

Pedagang Blok G Tanah Abang Malah Merasa Kehilangan PKL

Rep: C21/ Red: Ilham
Pengunjung memadati kios-kios yang menjual pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (28/6).
Foto: Republika/Agung Supriyadi
Pengunjung memadati kios-kios yang menjual pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH ABANG -- Sejak tidak adanya Pedagang Kaki Lima (PKL) di badan jalan, pedagang Blok G, Pasar Tanah Abang terkena imbasnya. Karena rata-rata pembeli tidak berminat lagi masuk lewat bagian belakang pasar.

"Namun kalau Blok A dan F, dan Thamrin banyak pembelinya," ujar Pedagang Daging di Blok G Tanah Abang, Roni kepada Republika, Selasa (3/7).

Sebelum PKL di depan digeser ketempat lain, Roni mengaku keuntungan perharinya lebih dari Rp 200 ribu. Namun sekarang hanya dapat Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.

Ketika PKL masih ada, pembeli memiliki daya tarik tersendiri untuk masuk ke dalam pasar. Berbeda dengan posisi Blok A, Blok F dan Thamrin, yang menurutnya bagus untuk berjualan karena berada di depan jalan utama.

 

Penjual pakaian di toko Shabilla Blok G juga merasakan dampak dari tidak adanya PKL. Setelah Lebaran, dia kesusahaan menjual barangnya karena sepi pembeli. Perharinya, dia hanya dapat menjual satu hingga dua potong pakaian. "Ramainya hanya ketika lebaran kemarin saja," ungkapnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement