REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak 5.775 warga Riau terjangkit ISPA akibat kabut asap dampak dari pembakaran hutan dan lahan untuk pembukaan areal perkebunan baru periode Februari-Juli 2015.
"Terjadi peningkatan yang signifikan kasus ISPA namun tindakan perawatan dan pengobatan terus dilakukan dan stok obat mencukupi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril di Pekanbaru, Ahad (2/8).
Menurut dia, selain ISPA penyakit lainnya yang menyerang warga Riau adalah pneumoni 165, asma 90, iritasi mata 337, iritasi kulit 646 kasus.
Akan tetapi, katanya, ada beberapa kabupaten yang belum melaporkan data mengenai dampak asap di Riau," katanya.
"Dalam menghadapi bencana asap ini warga Riau harus banyak meminum air putih, gunakan masker jika melakukan aktivitas di luar rumah, cuci tangan pakai sabun, memakan makan yang bergizi, buah-buahan dan juga sayuran," katanya
Kepala Dinas Pendidikan juga senantiasa menganjurkan siswa mereka memakai masker ketika berada di luar rumah dan di luar kelas. Jika kondisi cuaca sudah berbahaya maka dianjurkan untuk meliburkan sekolah.
Kualitas udara di Riau pada umumnya terpantau tidak sehat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan, apabila masih tidak sehat laporan wajib yang harus dilakukan adalah laporan bulanan, tetapi untuk Riau, Gubernur Riau telah mengeluarkan surat edaran bahwa Riau "siaga darurat" kabut asap dan informasi harus dilaporkan setiap hari.
"Sejak 18 tahun terakhir, masalah asap belum teratasi yang dan tentu saja dapat mengancam kesehatan.
Menurut SK Keputusan Menkes Nomor 289 pada Maret tahun 2003 dinyatakan ada lima penyakit yang harus diantisipasi akibat karlahut ini, yaitu penyakit ISPA, Pneumonia, Asma, Iritasi kulit dan Iritasi mata dan penyakit yang pemicu lainnya adalah penyakit paru dan jantung,"katanya.