Ahad 02 Aug 2015 20:10 WIB

Sleman Saling Bantu Penuhi Pasokan Air

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga mengambil air dari sumur buatan. Ilustrasi
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Warga mengambil air dari sumur buatan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Sumber Daya Alam Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman, DIY, Sapto Winarno mengatakan, saling bantu untuk memenuhi pasokan air saat kemarau merupakan hal yang lumrah. Mengingat saat ini ada sejumlah daerah yang sudah mengalami kekeringan parah. Namun daerah lainnya masih memiliki stok air yang cukup.

“Saling droping air ke wilayah lain itu sudah biasa,” kata Sapto pada Republika, Ahad (2/7). Menurutnya memang sudah seharusnya daerah yang masih memiliki persediaan, menyalurkan airnya pada daerah yang kekurangan. Hal ini pun terjadi di Kabupaten Sleman sendiri.

Adapun wilayah langganan kekeringan di Sleman adalah Kecamatan Prambanan. Setidaknya ada lima dusun yang dilanda kekeringan paling parah. Antara lain Bokoharjo, Sambiharjo, Sumberharjo, Wukirharjo, serta Gayamharjo. Namun untuk mengantisipasi bencana tersebut, Dinas SDAEM, PDAM, BPBD, serta Organisasi Pengelola dan Pengguna Air (OPPA)  telah menyiapkan berbagai upaya.

Di antaranya menyiapkan tanki air. Tanki tersebut digunakan untuk mendistribusikan air ke tempat yang kekurangan. Adapun sumber air yang didroping masih berasal dari wilayah Sleman. Seperti sumber mata air di Kecamatan Turi, Sleman, dan sebagainya. Kepala PDAM Sleman, DIY, Dwi Nurwata menyampaikan telah menyiapkan 25 unit tanki air. "Kami sudah siapkan tanki air untuk droping ke daerah yang kekeringan," katanya.

Camat Prambanan, Abu Bakar menyampaikan di wilayahnya terdapat ribuan KK yang mengalami krisis air. Total warga yang mengalami krisis air sebanyak 2.218 KK. Data tersebut diperkirakan berdasarkan sebaran pipa transmisi dan distribusi OPPA Prambanan. Karena itu wilayahnya membutuhkan dan mendapatkan droping air.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Julisetiono Dwi Wasito pun membenarkan hal tersebut. Namun begitu, hingga saar ini BPBD Sleman belum menetapkan status darurat kekeringan di Sleman. Karena menurutnya ketersediaan sumber air masih mencukupi. Juli mengatakan, berdasarkan pantauan di Prambanan debit air dari jaringan pipa masih besar.

“Saat ini kami belum menetapkan darurat kekeringan. Karena kondisi kekeringan yang terjadi masih bisa ditanggulangi,” katanya. Selain itu, Pemkab Sleman melalui BPBD melakukan perbaikan pipa aliran air di sejumlah daerah. Hal ini dilakukan agar akses air bersih bagi masyarakat dapat dijangkau dengan mudah. Begitupun dengan perbaikan irigasi yang terus dilakukan oleh Dinas Pertanian Perikanan dan Kehitanan (DPPK) Sleman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement