Rabu 01 Jul 2015 00:22 WIB

Jateng Anggarkan Rp 20 Miliar untuk Air Bersih

 Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7).  (Republika/Tahta Aidilla)(Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7). (Republika/Tahta Aidilla)(Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan antisipasi daerah kekeringan dengan menganggarkan dana sekitar Rp20 miliar untuk bantuan pengadaan air bersih di daerah yang mengalami kesulitan air bersih.

"Kita sudah antisipasi daerah yang mengalami kekeringan di Jateng, dengan bantuan air bersih. Anggaran air bersih ini, tersedia sekitar Rp20 miliar," kata Gubernur Ganjar Pranowo, Jumat (31/7).

Namun, kata dia, yang masih menjadi persoalan di Jateng hingga sekarang yakni masalah sumber mata air untuk irigasi lahan pertanian.

Menurut dia, sejumlah sungai di wilayah Jateng sejak musim kemarau tiba kondisi airnya mengalami penyusutan. Masalah air ini, jika tidak dapat terpenuhi maka petani akan mengalami gagal panen atau puso.

"Solusi satu-satunya dengan membuat sumur dalam atau dangkal di lokasi lahan pertanian. Jika tidak para petani akan mengalami gagal panen," katanya.

Gubernur mengatakan di wilayah Jawa Tengah ada sekitar 29 daerah yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Daerah kekeringan antara lain, terjadi di wilayah bagian selatan Jateng, seperti Kabupaten Wonogiri dan Sragen Sragen.

Pada wilayah Jateng bagian tengah, kata dia, seperti daerah dataran tinggi atau pegunungan, kemudian bagian utara seperti Kabupaten Grobogan, Blora, dan Brebes.

Menurut Gubernur, daerah yang mengalami kekurangan air bersih sekitar 10 persen dari 7.804 desa di Jateng. Kekeringan ini terjadi akibat tidak adanya turun hujan atau sejak memasuki musim kemarau di wilayah Jateng.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement