Jumat 31 Jul 2015 21:29 WIB

Putri Gus Dur Berharap NU Netral dalam Politik Praktis

Rep: Andi Nurroni/ Red: Bayu Hermawan
Peserta Kirab Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (25/7). Kirab yang diikuti sekitar 500 orang warga NU tersebut untuk menyambut Muktamar ke-33 NU yang digelar 1-5 Agustus 2015
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Peserta Kirab Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (25/7). Kirab yang diikuti sekitar 500 orang warga NU tersebut untuk menyambut Muktamar ke-33 NU yang digelar 1-5 Agustus 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenni Wahid berharap Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang bisa meneguhkan netralitas lembaga itu dalam politik praktis. Ia mengatakan NU harus berdiri di atas semua golongan politik.

"Saya ingin mengingatkan NU, kadernya ada di mana-mana, di semua partai politik. NU harus bisa mengayomi semua kader," ujarnya di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Jumat (31/7).

Selain itu, kader NU yang beraktivitas dalam politik pratik juga tidak menarik-narik NU masuk ke ruang poltik. Yenni tidak menafik kenyataan bahwa saat ini, partai tertentu seolah mendominasi NU. 

"Ketika mereka berpolitik, NU sebagai lembaga jangan ditarik-tarik ke satu kepentingan kelompok tertentu, baik tingkat parpol, atau saat ada pileg, pilkada dan lain sebagainya," katanya.

Menurut Yenni, dalam sejarah keorganisasian NU, prinsip Netralitas NU dalam berpolitik telah ditegaskan oleh Ketua Dewan Penasihat atau Rais Aam Syuriah NU KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz serta penggantinya KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.

"Sikap mereka sangat jelas, NU netral dalam poltik," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement