Kamis 30 Jul 2015 20:57 WIB

Ini Penyebab Lain Seringnya Kecelakaan di Tol Cipali

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Angga Indrawan
Dua orang anak menonton ribuan kendaraan yang terjebak kemacetan di ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci KM 204 hingga gerbang tol Palimanan KM 188 Jalan Tol Cipali, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (15/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Dua orang anak menonton ribuan kendaraan yang terjebak kemacetan di ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci KM 204 hingga gerbang tol Palimanan KM 188 Jalan Tol Cipali, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Pancasila (UP) AR Indra Tjahjani mengatakan, kecelakaan yang sering terjadi di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) tidak bisa dilihat dari satu sisi saja seperti kondisi jalannya. Sebab banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan di Tol Cipali yang baru dibuka beberapa waktu lalu.

"Namun harus dilihat juga pengaruh dari sisi kebiasaan pengguna jalannya," kata Indra usai dikukuhkan sebagai Doktor Ilmu Teknik Sipil di Universitas Taruma Negara, Jakarta, Kamis (30/7).

Sebenarnya, kata dia, salah satu hal yang menyebabkan sering terjadi kecelakaan karena penggunanya belum mengenal medan Tol Cipali dengan baik. Kebanyakan pengguna jalan melalui jalan tol yang berliku jadi ketika menggunakan jalan tol yang landai, mereka belum terbiasa.

Saat lewat ke Tol Cipali yang landai, ujar Indra, mereka seperti saat melintas di tol berliku. Mereka belum mengenal kondisi jalan dengan baik. Namun, ujar Indra, sebenarnya Tol Cipali sudah laik digunakan sebab sudah ada kebijakan yang mengizinkan Tol Cipali beroperasi. Sebaiknya pengguna Tol Cipali berupaya lebih mengenal kondisi jalan supaya mereka bisa menghindari kecelakaan.

Guna meraih gelar Doktor Ilmu Teknik Sipil yang baru saja dikukuhkan kepadanya, Indra membuat disertasi berjudul Pemilihan Pembangunan Jalan Kabupaten Berbasis Kondisi Daerah. Ia diuji oleh empat penguji dan dua anggota dewan penguji di Universitas Taruma Negara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement