REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kekeringan akibat musim kemarau membuat sejumlah daerah pertanian di Jawa Timur mengalami gagal panen. Hingga akhir Juli 2015, Dinas Pertanian Jawa Timur melaporkan, kekeringan telah melanda lahan padi seluar 20.978 hektare.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur Nurfalakhi menyampaikan, dari jumlah lahan padi yang mengalami kekeringan, 788,8 hektare di antaranya telah mengalami gagal panen atau puso.
"Daerah yang paling terimbas itu Bojonegoro, Tuban dan Lamongan," ujarnya, Kamis (30/7).
Di Bojonegoro, ia merinci, lahan padi yang mengalami gagal panen seluar 10.623 hektare. Sementara di Tuban dan Lamongan, lahan padi yang mengalami puso, masing-masing 2.726 hektare dan 2.474 hektare. Khusus di Lamongan, menurut Nurfalakhi, lahan jagung dan kedelai juga mengalami gagal panen paling tinggi di bandingkan daerah lain, yakni masing-masing 2.092 hektare dan 81 hektare.
Menghadapi kekeringan, menurut dia, Dinas Pertanian Jawa Timur sudah menginformasikan kondisi iklim ke Dinas Pertanian di kabupaten/kota untuk tiga bulan ke depan. Ia berharap, kondisi iklim dapat penjadi rujukan bagi masyarakat untuk mengetahui potensi kelangsungan tanaman mereka.
“Untuk wilayah yang masih tersedia air, dinas membantu, baik memberi maupun meminjamkan pompa air dengan tujuan tanaman terselamatkan,” kata Nurfalakhi.