Kamis 30 Jul 2015 17:48 WIB

Air Waduk Jatiluhur Terus Menyusut

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Ketinggian air di Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) Kabupaten Purwakarta, menurun dari sebelumnya 107 meter menjadi 106 meter, Kamis (7/6). PJT II Jatiluhur  meyakini air untuk kebutuhan pertanian selama musim gaduh tetap aman.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Ketinggian air di Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) Kabupaten Purwakarta, menurun dari sebelumnya 107 meter menjadi 106 meter, Kamis (7/6). PJT II Jatiluhur meyakini air untuk kebutuhan pertanian selama musim gaduh tetap aman.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Air di Waduk Jatilihur, Kabupaten Purwakarta, Jabar terus mengalami penyusutan saat musim kemarau. Saat ini, tinggi muka air (TMA) waduk tersebut mencapai 98,60 meter.

Meskipun, TMA itu masih sesuai rencana normal, namun PJT II Jatiluhur selaku pengelola waduk sudah mulai memberlakukan kebijakan gilir giring air.

Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur, Harry M Sungguh, mengatakan saat ini memang ada penyusutan volume air. Saat musim hujan, ketinggian air lebih dari 105 meter. Sekarang, pada musim kemarau, TMA berkisar di level 98 meter.

"Penyusutan ini, merupakan hal yang normal," ujar Harry, kepada Republika, Kamis (30/7).

Meski demikian, pihaknya menjamin kebutuhan air untuk irigasi dan air baku tetap aman. Suplai air untuk hilir juga masih normal.

Air yang dikeluarkan untuk tarum timur, mencapai 55 meter kubik per detik. Untuk tarum barat 50 meter kubik per detik. Serta, tarum utara 75 meter kubik per detik.

Dengan sistem gilir giring ini, sampai saat ini PJT II Jatiluhur belum menerima laporan ada sawah yang kekeringan.

"Belum ada laporan kekeringan, sawah yang airnya jadi tanggung jawab kami," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement