Kamis 30 Jul 2015 16:32 WIB

Infrastruktur Air Desa Bisa Atasi Krisis Air

Rep: c93/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan beberapa daerah mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Kekeringan dibeberapa daerah, menyebabkan banyak petani gagal panen. Selain itu, banyak desa yang mengalami krisis air bersih.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar menegaskan pentingnya membangun infrastruktur air untuk mengatasi berbagai masalah kekeringan yang terjadi di daerah.

"Ke depan, pembangunan infrastruktur harus digiatkan. Pembuatan irigasi untuk distribusi air, hingga pembangunan waduk untuk penampungan air," ujar Marwan, di Jakarta, Kamis, (30/7).

Menurut Marwan, dana desa bisa digunakan untuk pengadaan irigasi pedesaan dan pembangunan tempat-tempat penampungan air. Karena, air sebagai sumber kehidupan, sehingga, desa yang satu dengan desa yang lain, harus saling bekerjasama.

Sejak beberapa bulan terakhir, Marwan mengaku terus memantau dan melakukan evaluasi terkait dampak kekeringan yang terjadi di beberapa desa di Indonesia. "Saya selalu minta laporan secara rinci dan detail kepada jajaran kementerian terkait desa-desa yang terkena dampak kekeringan dan mencari tahu solusi untuk mengatasinya,” ujarnya.

Selain itu, menteri Marwan juga terus melakukan koordinasi lintas kementerian untuk mengatasi bencana kekeringan yang terjadi. Salah satunya dengan kementerian PU, agar bisa mempercepat pembangunan infrastruktur air seperti irigasi untuk distribusi air dan juga waduk untuk penampungan air.

Hingga saat ini, krisis air yang disebabkan kemarau yang berkepanjangan masih dialami di beberapa daerah. Salah satunya terjadi disejumlah desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang mengalami krisis air bersih. Sebanyak 40 desa berpotensi mengalami krisis air bersih, ke-40 desa itu tersebar di sebelas kecamatan dan dari 40 desa yang terdampak krisis air bersih sekitar 12 desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement