REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengungkapkan, jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di wilayah itu meningkat 10 persen, seiring memburuknya kondisi udara ibu Kota Provinsi Riau diakibatkan kebakaran lahan dan hutan.
"Jumlah penderita ISPA perhari ini 1.416, orang, ini masih normal belum signifikan nilainya hanya naik 10 persen," ungkap Kadiskes Pekanbaru, Helda S Munir, Kamis (30/7).
Menurut Helda walau cuaca Pekanbaru sebulan terakhir ini terus memburuk, nampaknya belum berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat.
Helda menganalisa masyarakat sudah mulai memahami bagaimana mengantisipasi dan menjaga kesehatan saat cuaca ekstrim dan kabut asap. Dengan banyak mengkonsumsi air, makan sayur dan buah-buahan.
Apalagi fenomena kabut asap sudah jadi langganan warga Pekanbaru tiap tahunnya. Sehingga saat tahun ini peningkatan penderita ISPA tidak se- signifikan tahun-tahun sebelumnya.
"Data yang kami himpun dari seluruh puskesmas yang ada di Pekanbaru, jumlah pasien yang berobat saat ini mencapai 1.677 orang dengan berbagai jenis penyakit," terangnya.
Masih sebut Helda untuk ISPA saja jumlahnya ada 1.416 orang naik 10 persen dari rata-rata kunjungan perharinya dikisaran 1.000 an. Sisanya ada yang berobat karena penyakit lain seperti asma 4 orang, pneomia 14, iritasi 31, ritasi kulit 47 dan diare 90 orang.
"Dari pantauan tiap hari yang kami lakukan ditiap puskesmas belum ada peningkatan yang signifikan, masih ambang wajar yakni naik 10 persen dari angka biasa," ujar Helda.
Meski demikian Helda tetap menghimbau kepada warga Pekanbaru agar tetap waspada dan menggunakan masker saat beraktifitas di luar ruangan.
Karena diperkirakan pasca lebaran akan ada kecenderungan berbagai penyakit bermunculan, ditambah cuaca yang kurang sehat membuat daya tahan tubuh melemah.