Rabu 29 Jul 2015 18:38 WIB

Kesadaran Masyarakat Gorontalo terhadap Perbankan Masih Kurang

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hazliansyah
 Karyawan berada di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (13/4).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan berada di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (13/4).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kesadaran masyarakat Gorontalo terhadap keuangan masih kurang. Pada semester satu tahun ini, dana yang berhasil dihimpun perbankan di provinsi itu hanya 0,09 persen atau sekitar Rp 2,2 triliun.

Asisten III Administrasi Umum dan Keuangan Provinsi Gorontalo Nurlan Darise menyatakan, budaya menabung dalam masyarakat Gorontalo memang perlu ditingkatkan.

"Saya salut dengan program OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang mendukung masyarakat menabung," ujarnya kepada wartawan, saat ditemui dalam pelatihan yang diadakan OJK di Gorontalo, Selasa, (28/7).

Menurutnya, OJK berupaya mendidik masyarakat untuk merencanakan serta memanfaatkan dana perbankan. Dengan begitu, kesadaran masyarakat Gorontalo terhadap keuangan bisa tergugah.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti S Seotiono menambahkan, sebenarnya Gorontalo memiliki potensi. Hal ini karena 67 persen penduduk Gorontalo merupakan masyarakat produktif.

"Populasi produktifnya mendominasi. Kemudian angkatan kerjanya 500 ribu orang, 44 persennya atau 229 ribunya mencakup di bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)," jelas Tuti, di Gorontalo, Selasa, (28/7).

Sayangnya penyaluran pembiayaan di Gorontalo juga masih sedikit, hanya 0,35 persen atau sekitar Rp 2,4 triliun. Kendati demikian, bagi Tuti, kondisi tersebut justru dapat menjadi ruang untuk meningkatkan kesadaran keuangan masyarakat Gorontalo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement