REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pembangunan waduk di berbagai daerah merupakan hal yang penting untuk mengatasi kekeringan sehingga proses baik pembangunannya maupun pengisiannya juga diharapkan jangan terhambat.
"Waduk Jatigede justru supaya jangan kekeringan," kata Wapres kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/7). Wapres mengucapkan hal itu ketika ditanya mengenai kabar terhambatnya penggenangan Waduk Jatigede yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Menurut Jusuf Kalla, paradigma yang seharusnya tersebar di masyarakat adalah supaya jangan kekeringan maka dibutuhkan waduk dan bukan malahan sebaliknya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum mendapat kepastian tanggal berapa dilakukan penggenangan Waduk Jatigede karena hingga saat belum ada jadwal resmi dari pemerintah pusat. "Ya ini kan proyek pusat, kita di daerah sampai hari ini belum dapat jadwal kapan hari H penggenangannya, kapan penutupan pintu bendungannya juga belum tahu. Ancang-ancang pemerintah pusat untuk penggenangan Jatigede dilakukan Agustus ini. Itu artinya bisa jadi awal, pertengahan atau akhir Agustus," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Bandung, Senin (27/7).
Menurut dia, hingga saat ini pihaknya belum diundang kembali untuk membicarakan penggenangan Waduk Jatigede oleh pemerintah pusat.
Sebelumnya, Waduk Jatigede yang merupakan waduk terbesar kedua di Tanah Air setelah Waduk Jatiluhur, rencananya diairi pada awal Agustus 2015. "Pengisian air waduk memerlukan waktu selama tujuh bulan atau 219 hari," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi.
Menurut Mudjiadi, manfaat utama waduk Jatigede bisa mengairi persawahan hingga seluas 90.000 hektare, dan memiliki sumber air baku dengan kecepatan sebesar 3,5 kubik per detik. Air baku itu, lanjutnya, bisa digunakan untuk kepentingan wilayah di Sumedang, Majalengka, hingga ke Cirebon.
Selain itu, ujar dia, Waduk Jatigede juga bermanfaat sebagai sumber tenaga bagi PLTA dengan kapasitas hingga 110 megawatt (MW), untuk objek pariwisata dan pengendalian banjir sebesar 14 ribu hektare di kawasan daerah tersebut. "Termasuk Bandara Kertajati nantinya pasokan air baku dari sini," ucapnya.
Pembangunan Waduk Jatigede mulai digagas pada 1963, dan pembebasan lahannya dimulai sejak 1982. Kemudian, desain pembangunan waduk dilakukan pada 1988, serta selanjutnya yaitu proses konstruksi di 2007