Selasa 28 Jul 2015 17:50 WIB

Tradisi Membentak Masih Terjadi di Hari Pertama Ospek

Rep: C01/ Red: Winda Destiana Putri
Masuk Pertama Sekolah: Siswa kelas 10 Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN) 70 mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) di Aula SMAN 70, Jakarta, Senin (27/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Masuk Pertama Sekolah: Siswa kelas 10 Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN) 70 mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) di Aula SMAN 70, Jakarta, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung telah mewanti-wanti agar tidak ada kekerasan fisik atau pun verbal dalam Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau ospek.

Akan tetapi di hari pertama MPLS, masih ditemukan pembentakkan terhadap siswa baru di dalam kegiatan ospek di SMAN 10 Bandung.

Kepala Sekolah SMAN 10 Bandung Isnaeni Zakiah mengakui bahwa masih ada senior yang membentak siswa baru di hari pertama MPLS pada Senin (27/7) kemarin. Akan tetapi, di hari itu juga Isnaeni setelah melakukan briefing dan memperingatkan agar senior menghindari perilaku membentak siswa baru.

"Saya akui masih ada nada-nada tinggi kemarin. Katanya murid barunya cengengesan," terang Isnaeni saat ditemui di ruangannya pada Selasa (28/7).

Kepada siswa senior tersebut, Isnaeni kemudian memberikan nasihat agar perilaku kurang baik tersebut tidak diulangi. Sebelum MPLS, Isnaeni sudah memberikan peringatan agar para senior menaati 'rambu-rambu' dalam MPLS yang baik.

Isnaeni juga menilai terjadinya insiden senior yang membentak siswa baru disebabkan guru-guru yang mengawasi juga disibukkan oleh kegiatan halal bi halal. Akan tetapi, Isnaeni memastikan pembentakkan terhadap siswa baru tidak lagi terjadi di lingkup sekolahnya selama MPLS.

"Karena kita sudah berkomitmen tidak ada lagi nada-nada tinggi," tegas Isnaeni.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan MPLS pada tahun ajaran ini harus jauh dari kekerasan fisik maupun psikis. Elih juga telah menginstruksikan sesuai dengan aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa kegiatan MPLS harus diarahkan pada pendidikan karakter dan cinta lingkungan.

Oleh karena itu, Elih telah menginstruksikan agar tidak ada penugasan aneh yang menyusahkan siswa baru. Ia ingin agar kegiatan MPLS dapat memberikan pembelajaran dan kedisiplinan bagi para siswa baru. Ia pun telah mendorong agar kepala sekolah dan guru dapat berperan aktif dalam mengawasi jalannya kegiatan MPLS di sekolah.

"Pokoknya jangan sampai ada kekerasan," ujar Elih di ruangannya

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga mengatakan telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk membuat outline yang mengantisipasi terjadinya kekerasan fisik ataupun verbal dalam MPLS. Ridwan menegaskan bahwa dirinya sangat tidak setuju dengan adanya senioritas dan kekerasan.

Ridwan mendorong agar Bandung dapat menjadi kota percontohan untuk kondusifitas dan toleransi. Oleh karena itu, dalam kegiatan MPLS, Ridwan mendorong adanya penanaman nilai moral yang baik dan berfokus pada peningkatan karakter.

"Ospek itu baik jika kontennya adalah mengedukasi pendidikan karakter," terang Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement