REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mencatat sejak diselenggarakannya Operasi Ketupat 2015 terjadi sebanyak 3.048 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 646 korban meninggal dunia, 1.057 orang luka berat dan 3.891 orang luka ringan.
Sementara moda kendaraan yang terlibat kecelakaan pada Operasi Ketupat 2015 masih didominasi oleh sepeda motor.
"Di tahun ini jumlah motor yang terlibat laka sebanyak 3.633 motor atau naik 0,24 persen dari 2014 yang sebesar 3.624 motor," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombes Suharsono, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/7).
Suharsono menambahkan Jawa Tengah menjadi daerah dengan kasus kecelakaan tertinggi selama Operasi Ketupat tahun ini dengan 751 kasus, disusul Jawa Timur dengan 693 kasus, Jawa Barat 235 kasus, Sumatera Utara 171 kasus dan Sulawesi Selatan 146 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus kriminal yang terjadi selama Operasi Ketupat 2015 mengalami penurunan sebesar 3,03 persen dibandingkan pada 2014.
"Jumlah kasus kriminal pada Operasi Ketupat 2015 sebanyak 1.680 kasus atau turun 3,03 persen dari jumlah kasus kriminal pada Ops Ketupat tahun lalu yang sebesar 1.731 kasus," kata
Ia merinci, lima kasus kejahatan konvensional tersebut yakni pencurian dengan pemberatan (curat) turun 14,16 persen, pencurian dengan kekerasan (curas) naik 16,21 persen, curas senpi turun 600 persen, curanmor turun 15,15 persen dan penganiayaan berat (anirat) turun 2,24 persen.
Wilayah dengan kasus kriminal terbanyak selama Operasi Ketupat 2015 yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Secara umum, menurutnya, situasi kamtibmas dalam keadaan yang kondusif selama 16 hari pelaksanaan Operasi Ketupat.