REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau akan sedikit lebih lama waktunya pada 2015. Kepala Bidang Informasi Iklim BMKG, Evi Lutfiati, menyatakan musim kemarau yang akan lebih lama tersebut mengakibatkan kekeringan yang akan berlangsung hingga Oktober.
“Intinya dari Juli ini hingga September, kemarau masih akan berlanjut. Bahkan, untuk beberapa titik di Indonesia akan mengalami kemarau hingga Oktober,” kata Evi kepada ROL, Selasa (28/7).
Terkait musim kemarau tersebut, ia menjelaskan secara otomatis dampak kekeringan untuk di beberapa wilayah di Indonesia akan semakin lama juga. Untuk wilayah yang pasti akan dilanda kekeringan parah atau intensitasnya kuat adalah sebagian besar wilayah bagian timur Indonesia, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sebagainya.
Mengenai kekeringan tersebut, Evi mengatakan tak hanya dipengaruhi oleh musim kemarau. “Keliatan memang banyak titik yang lebih kering karena diikuti dan dibarengi dampak El Nino,” katanya menjelaskan.
Untuk itu, BMKG juga sudah menginformasikan prediksi iklim tersebut agar ada upaya untuk menanggulangi dampak buruk. Evi juga mengaku sudah memeberikan rekomendasi iklim jika ada pembuatan hujan buatan.
Diketahui, kekeringan karena musim kemarau yang dibarengi fenomena El Nino tersebut membuat beberapa daerah di Indonesia terkena dampak. Wilayah tersebut di antaranya NTT, NTB, Sumatra Selatan, Pulau Jawa, dan Kalimantan.