REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Musim kemarau telah membuat ribuan hektare tanaman padi kekeringan. Para petani pun harus menanggung kerugian yang besar.
''Ada sekitar 12 ribu hektare areal pertanian di Kabupaten Cirebon yang terdampak kekeringan,'' ujar Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, kepada Republika baru-baru ini.
Tasrip menyebutkan, 12 ribu hektare areal pertanian itu terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, areal pertanian yang tidak bisa ditanami seluas 6.000 hektare akibat ketiadaan air.
Kedua, areal pertanian yang gagal tanam seluas 4.000 hektare. Areal pertanian yang gagal tanam itu maksudnya sudah dilakukan persemaian, namun mati karena kekurangan air.
Ketiga, lanjut Tasrip, yakni areal pertanian yang gagal pemeliharaan seluas kurang lebih 2.000 hektare. Tanaman padi di areal tersebut telah berumur sekitar 30 - 40 hari dan telah mengalami masa pemupukan. Namun akibat ketiadaan air, tanaman pun menjadi kering.
Menurut Tasrip, ketiga kondisi tersebut terjadi di daerah-daerah yang berada paling ujung dari saluran irigasi bendung Rentang. Di antaranya Kecamatan Suranenggala, Kapetakan, Panguragan dan Gegesik.
''Saat ini debit bendung Rentang makin minim, hujan tidak ada, sedangkan lahan yang membutuhkan air sangat luas,'' tutur Tasrip.
Tasrip mengatakan, kondisi itu menyebabkan kerugian yang besar bagi petani. Untuk petani yang lahannya gagal tanam, kerugiannya sebesar Rp 2,5 juta per hektare. Sedangkan untuk petani yang gagal pemeliharaan, kerugiannya sekitar Rp 3,5 juta per hektare.
Selain mengalami kerugian akibat hilangnya modal yang telah dikeluarkan, para petani pun tak bisa meraih penghasilan dari pelaksanaan musim tanam gadu tahun ini. Padahal, dari musim tanam itulah sumber penghasilan utama bagi mereka.
Tak hanya di Kabupaten Cirebon, kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Indramayu. Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, luas areal tanaman padi yang terancam kekeringan tingkat parah di Kabupaten Indramayu sudah mencapai 19.175,5 hektare.
''Kondisi itu terjadi di tujuh kecamatan,'' kata Sutatang.