Ahad 26 Jul 2015 18:00 WIB

Kemenhub Ungkap Rahasia Sukses Mudik 2015

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Djibril Muhammad
Kantor Kementerian Perhubungan.
Foto: citizendaily.net
Kantor Kementerian Perhubungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korlantas Polri merilis rekap akhir kejadian kecelakaan pada periode H-7 sampai H+7, Operasi Lebaran 1436. Hasilnya, jumlah kejadian kecelakaan turun sebesar 21,5 persen, dari 3.888 kejadian laka lantas pada tahun 2014 lalu menjadi 3.049 kejadian pada tahun ini.

Sedangkan, jumlah korban meninggal juga menurun 8 persen, dari 714 korban jiwa pada 2014 menjadi 657 korban pada 2015.

Jumlah korban luka berat menurun 45 persen dari 1.939 orang pada 2014 lalu menjadi 1.068 orang tahun ini. Sedangkan luka ringan menurun 13 persen dari 4.532 orang di tahun 2014 menjadi 3.922 orang pada 2015.

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Hadi Mustofa Djuraid menyebutkan, selain faktor angka korban kecelakaan yang menurun, ada faktor lain yang menjadi keyakinan pemerintah menyebut arus mudik dan balik kali ini 'sukses.'

Hadi menjelaskan, persiapan yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi arus mudik dan balik Lebaran kali ini lebih matang.

"Persiapan kita lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Termasuk operasi lebaran sudah kita mulai sejak H-15 sampai H+10. Tahun lalu dimulai H-7. Karena waktu lebih panjang, maka persiapan kita menjadi lebih baik. Termasuk koordinasikan dengan operator transportasi laut, udara, darat, dan kereta api," jelas Hadi, Ahad (26/7).

Hadi melanjutkan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga telah menguatkan kebijakan untuk melakukan ramp check atau tes acak bagi semua sektor transportasi.

Di sektor angkutan udara, Kementerian Perhubungan menerjunkan sejumlah inspektur untuk memastikan kelaikan terbang pesawat yang digunakan untuk mengangkut penumpang mudik. Hasilnya, ada sejumlah maskapai yang mendapat teguran sekaligus larangan terbang. Hanya saja Hadi enggan menyebut maskapai apa saja yang mendapat larangan terbang ini.

"Karena misalnya masa penggunaan roda pesawat harusnya sudah diganti ternyata belum. Ya kita minta ganti. Diganti baru boleh jalan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Hadi, pemerintah berkoordinasi dengan operator angkutan juga melakukan ramp check dengan sasaran bus-bus di sejumlah terminal di kota besar di Jawa.

Uji petik, selain dilakukan untuk bus, juga dilakukan bagi pengemudi bus. Tes kesehatan bagi pengemudi memastikan mereka memenuhi kualifikasi untuk mengemudi jarak jauh.

"Pengemudi kita lakukan pemeriksaan kesehatan. Kalah tensi darah tinggi kita minta PO siapkan sopir pengganti," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement