REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selandia Baru memandang Indonesia sebagai tetangga paling penting bagi negaranya, mengingat posisi geografis Selandia Baru di ujung paling selatan belahan bumi elatan.
Sedang Indonesia memandang Selandia Baru sebagai Negara sahabat yang memiliki potensi besar untuk diajak bekerja sama di bidang-bidang khusus, antara lain energi panas bumi, pariwisata bahari serta iptek kelautan. Demikian butir-butir hasil pembicaraan antara Duta Besar Selandia baru, Trevor Matheson dengan Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo, di Jakarta, 24 Juli 2015.
Mengingat kedua negara berada di jalur gunung api “Ring of Fire”, dengan potensi energi panas bumi yang besar, kedua pejabat negara sepakat meningkatkan kerja sama di bidang energi panas bumi, utamanya di bidang rancang-bangun pembangkit listrik energi panas bumi, kajian tekno-ekonomi energi panas bumi serta kajian dampak sosial-budaya energi panas bumi.
Di bidang pariwisata, Dubes Matheson mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia berkenan kebijakan bebas visa bagi wisatawan Selandia Baru yang akan berkunjung ke Indonesia. Saat ini tengah dijajaki jalur penerbangan langsung antara Jakarta dan ibu kota Selandia Baru, Auckland.
Di bidang kerja sama iptek kelautan, Selandia Baru akan mengundang ahli ahli oseanografi dan biologi laut Indonesia guna mengikuti Ekspedisi ke Benua Antartika menggunakan kapal riset Selandia Baru dan akan tinggal di Stasiun Observasi Ilmiah milik Selandia Baru di Benua Es Antartika.
Menko Indroyono juga menyampaikan kepada Dubes Matheson tentang rencana partisipasi kapal layar tiang tinggi Indonesia, KRI Arung Samudera, untuk mengikuti lomba layar New Zealand Millennium Cup 2016, Januari 2016 mendatang sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.