REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kemarau panjang mengakibatkan kekeringan semakin merajalela. Akibatnya, puluhan ribu hektare sawah di Jawa Barat menjadi korban.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan sebanyak 49 ribu Hektare lahan sawah di Jabar mengalami puso. Selain itu, terdapat pula ribuan hektare lahan sawah lainnya yang terancam puso.
"Yang puso sudah tidak mungkin lagi menghasilkan padi," ujar Heryawan usai pelaksanaan shalat Istisqa di halaman Gedung Sate, akhir pekan lalu.
Heryawan menilai, area sawah yang mengalami puso ini masih kecil jika dibandingkan dengan total luas lahan sawah di Jabar yang mencapai 925.000 Ha. Namun, hal ini akan mengurangi hasil produksi padi Jabar.
Meski demikian, Heryawan optimistis penurunan hasil produksi tersebut tidak akan mengganggu target produksi padi tahun ini. Adapun target Jabar di 2015 mencapai 13 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Heryawan berharap, kemarau segera usai dan hujan cepat turun agar potensi padi yang hilang bisa segera tergantikan.
"Mudah-mudahan hujan segera datang sehingga air segera tersedia. Dengan demikian maka temanya hanya keterlambatan saja (bukan kehilangan)," katanya.
Menurut Heryawan, pihaknya telah melakukan upaya antisipasi kekeringan. Di antaranya menyediakan pompa air yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi.
Tapi, kata dia, mesin pompa dapat berfungsi optimal jika ada sumber air. Jika sungai dan sumber air lainnya juga mengalami kekeringan maka akan membuat pompa menjadi tidak akan berarti.
"Kita bagi-bagi pompa supaya masyarakat mau buat sumur," katanya.