Sabtu 25 Jul 2015 23:22 WIB

Gempa Getarkan Bukittinggi-Padang Panjang Terjadi di Segmen Sianok

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Gempa berkekuatan 4.0 Skala Richter (SR) dirasakan oleh warga yang tinggal di daerah Bukittinggi dan Padang Panjang. Gempa tersebut berlokasi di 0.35 LS - 100.43 BT dengan kedalaman 10 kilometer (km) dan berpusat di delapan km sebelah tenggara Bukittinggi.

Kemudian, gempa susulan dengan kekuatan 3.0 SR kembali mengguncang daerah Padang Panjang dan sekitarnya. Gempa tersebut berlokasi di 0.38 LS - 100.44 BT dengan kedalaman 10 km dan berpusat 10 km sebelah Timur Laut Padang Panjang.

"Itu gempa patahan Sumatra di segmen sianok," kata Ketua Ahli Geologi Indonesia Provinsi Sumatra Barat, Ade Edward, Sabtu (25/7).

Ia menjelaskan, gempa yang berturut-turut tersebut merupakan zona patahan besar yang menyambung. Dikatakannya, karena menyambung itulah sehingga dapat diperkirakan ke mana arah gempa tersebut berjalan. Hanya saja, para peneliti tidak bisa memprediksi kapan waktu terjadinya gempa selanjutnya.

Ade mengatakan, kedua gempa yang baru saja terjadi berada pada satu jalur dengan gempa yang pernah terjadi pada Maret 2007, yang dikenal dengan gempa Solok.

Gempa delapan tahun silam, terjadi akibat dua segmen sekaligus, yaitu segmen sianok dan segmen sumani.

Sehingga, gempa berkekuatan 6,4 SR tersebut mengguncang sepanjang, Solok - Padang Panjang - Bukittinggi - Palupuh (Agam) dan mengakibatkan kerusakan yang sangat besar.

Menurut Ade, kawasan segmen sianok dan segmen sumani mempunyai keunikan, yaitu overlapping artinya ada bagian yang tumpang tindih.

Segmen sianok sampai ke segmen sumani dimulai dari Palupuh - Bukittinggi - Padang Panjang - Batipuh (Tanah Datar) - Sumanik. Kemudian, ke selatannya, segmen sumani, dimulai dari Batipuh - Sumanik - Solok - Alahan Panjang - Gunung Talang.

"Sehingga ada yang overlapping antara Batipuh dan Sumanik, ada dua patahan Sumatra. Satu di bagian barat Danau Singkarak, satu lagi bagian timur Danau Singkarak. Itu lah yang membentuk Danau Singkarak, ada overlapping," tutur Ade.

Dikatakannya, Batipuh dan Sumanik merupakan daerah yang berisiko tinggi mengalami gempa. Periode ulang gempa merusaknya, yaitu lima hingga 10 tahun. "(Periodenya) singkat, karena banyak dilalui patahan-patahan," ujar dia.

Sehingga, lanjut Ade, pemerintah daerah setempat harus lebih mengenali karakteristik daerahnya, mana yang beresiko tinggi bencana dan mana yang lebih aman. Selain itu, kata dia, bangunan-bangunan di daerah-daerah tersebut harus siap menghadapi gempa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement