REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan empat kecamatan di daerah ini dilaporkan krisis air bersih akibat kemarau panjang. Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan air bersih terus didistribusikan ke empat kecamatan yang dilanda kekeringan itu. Pasokan air bersih mencapai 18 ribu liter per hari.
Keempat kecamatan itu antara lain Sajira, Cilograng, Bayah dan Warunggunung karena sejak dua pekan terakhir mengalami krisis air bersih. BPBD bekerja sama dengan PDAM setempat mendistribusikan bantuan air bersih ke daerah-daerah rawan kekeringan. "Kami berharap bantuan air bersih itu dapat memenuhi kebutuhan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK), karena saat ini memasuki musim kemarau," ujarnya, Jumat (24/7).
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal dilanda kekeringan bisa menghemat pendistribusian air bersih. Sebab pendistribusian relatif terbatas yakni 15 liter per jiwa. Selain itu juga masyarakat jika menggunakan air sungai terlebih dahulu dimasak dengan mendidih guna mencegah penyakit menular.
"Kami berharap musim kemarau tidak berlangsung lama karena khawatir menimbulkan krisis air berkepanjangan," katanya.
Menurut dia, saat ini pasokan air bawah tanah, seperti sumur dan jet pump mulai kekeringan akibat kemarau itu. Sebagian masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan MCK karena sumur dan sumber mata air mengering. "Kami terus berupaya mendistribuskan pasokan air bersih kepada daerah yang dilanda kekeringan," ujarnya.
Sementara itu, Ida, seorang ibu rumah tangga warga Desa Paja Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya lega setelah mendapat bantuan pasokan air bersih dari BPBD dan PDAM setempat. "Kami sangat terbantu adanya bantuan air bersih itu sehingga bisa memenuhi kebutuhan untuk MCK," katanya.