Kamis 23 Jul 2015 22:56 WIB

Soal Pertalite, Ini Tanggapan Kelas Menengah Surabaya

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Petugas memegang keran pompa bensin jenis Pertalite di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas memegang keran pompa bensin jenis Pertalite di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  Rencana Pertamina menggulirkan BBM jenis baru bernama Pertalite direspons beragam warga kelas menangah di Surabaya. Dijumpai di salah satu SPBU di Surabaya, para pemilik mobil pribadi tersebut, sebagian mengaku tertarik mencoba Pertalite, sementara sebagian lain mengaku tidak tertarik.

Galih, merupakan konsumen Premium yang menyebut tertarik mencoba Pertalite. “Saya sih tertarik mencoba. Mau membandingkan kualitasnya sama Premium. Kalau bagus dan harganya juga bagus, kenapa enggak,” ujar pagawai swasta tersebut, dijumpai tengah mengisi bensin.

Warga lainnya, Nanang, juga mengaku tertarik mencoba Pertalite. “Kalau memang sudah tersedia, saya mau coba. Tapi kan sekarang baru stok percobaan, ya? Kalau dilihat dari informasi dari Pertamina, kualitasnya lebih baik dari Premium dan di bawah Pertamax. Harus coba dulu biar tahu,” ujar Nanang.

Terhadap rencana penggantian sepenuhnya BBM Premium dengan Pertalite, Nanang sendiri mengaku tidak keberatan. Pasalnya, menurut Nanang, sudah lama ia menggunakan Peramax. “Kita sih ikut pemerintah saja,” ujar pria yang berprofesi sebagai kontraktor itu.

Warga Surabaya yang lain, Muhammad Ikhsan,  menyebut kurang tertarik terhadap Pertalite. Faktor harga menjadi pertimbangan pegawai swasta itu. “Katanya, kan cuma beda sedikit harganya sama Premium. Tanggung, mending Premium sekalian atau Pertamax sekalian,” ujar Ikhsan.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta mengumumkan, pada 24 Juli, Pertamina akan meluncurkan produk Pertalite di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya. BBM Jenis Pertalite disebut memiliki kualitas oktan 90 atau lebih tinggi dari Premium (88) dan lebih rendah dari Pertamax (92).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement