Kamis 23 Jul 2015 21:48 WIB

Profesi Dokter Hewan Praktisi Semakin Dilirik

 Seorang dokter hewan memeriksa kesehatan Lutung Jawa (Trachypitecus Auratus) di Javan  Langur Centre, Coban Talun, Malang, Jawa Timur, Senin (15/9). (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Seorang dokter hewan memeriksa kesehatan Lutung Jawa (Trachypitecus Auratus) di Javan Langur Centre, Coban Talun, Malang, Jawa Timur, Senin (15/9). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesi dokter hewan praktisi dinilai semakin dilirik oleh para lulusan sarjana kedokteran hewan mengingat peluang kerjanya yang besar di masa mendatang.

"Bahkan dalam lima tahun ke belakang, peningkatannya cukup signifikan, semakin banyak mahasiswa yang ingin jadi dokter praktisi," kata Dosen Primatologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) RP Agus Lelana di Jakarta, Kamis (23/7).

Profesi dokter praktisi biasanya fokus pada kesehatan dan kesejahteraan hewan kelompok besar (hewan ternak) dan kecil (hewan peliharaan dan hobi) dengan membuka praktik klinik hewan atau menjadi konsultan di suatu lembaga.

Menurut Agus, banyaknya masyarakat yang semakin banyak memelihara binatang peliharaan telah membuat profesi tersebut semakin diminati para mahasiswa.

"Umumnya ketika kami menanyakan kepada mahasiswa yang baru lulus, kebanyakan dari mereka mengaku ingin jadi praktisi karena sudah melihat contoh praktisi yang berhasil," katanya.

Agus menambahkan, pangsa pasar hewan peliharaan yang tinggi memang menuntut ketersediaan dokter hewan.

"Program kesehatan hewan itu sangat intensif sekali untuk 'pet animals' (binatang peliharaan) dan sekarang pendekatannya lebih bersifat preventif, bukan lagi reaktif atau pengobatan. Makanya butuh dokter hewan yang baik," katanya.

Meski tidak memiliki data rinci peminat profesi dokter hewan praktisi, Agus memastikan angkanya masih jauh dari jumlah dokter hewan yang dibutuhkan di Indonesia saat ini.

Ia mengatakan dalam satu tahun tercipta kurang dari 1.000 dokter hewan dari 10 perguruan tinggi yang memiliki program studi kedokteran hewan.

"Memang masih sulit melakukan percepatan untuk memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan hewan, padahal manfaatnya besar, termasuk bisa mendukung swasembada daging dan ikut membangun perekonomian negara," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement