Kamis 23 Jul 2015 17:06 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Atribut Israel di Tolikara Harus Jadi Perhatian Serius Aparat Keamanan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
(dari kiri) Ketua Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT) Bachtiar Nasir, Majelis syuro KOMAT Didin Hafiduddin dan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid memberikan keterangan terkait insiden Tolikara, di Jakarta, Kamis (23/7). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
(dari kiri) Ketua Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT) Bachtiar Nasir, Majelis syuro KOMAT Didin Hafiduddin dan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid memberikan keterangan terkait insiden Tolikara, di Jakarta, Kamis (23/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara (Komat Tolikara) Hidayat Nur Wahid mengaku memperoleh informasi dari Tim Pencari Fakta ada berbagai atribut yang mengarah pada keterlibatan Israel. Banyak bendera Israel ditemukan bertebaran di Tolikara, padahal di Jakarta saja tak nampak.

“Saya mendapat informasi bahwa GIDI terlibat dalam perjanjian khusus dengan kelompok separatisme dari Israel. Ini harus diusut tuntas dan menjadi perhatian serius aparat keamanan,” ujarnya di Jakarta, Kamis, (23/7).

Hidayat melihat kasus Tolikara ini bukan sekedar kasus pidana semata. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa semua orang mengetahui kalau pada 17 Juli 2015 atau 1 Syawal 1436 H semua umat muslim menjalankan ibadah Sholat Idul Fitri. Ada kesengajaan ketika digelarnya kegiatan yang dikoordinasi oleh GIDI.

"Yang aneh GIDI justru melarang umat Islam melaksanakan ibadah Sholat Idul Fitri. Ini jelas ada unsur kesengajaan dan bertentangan dengan UUD 1945," ucap dia.

Kalau cuma kasus pidana, tentu tidak harus menunggu pelaksanaan Idul Fitri. "Dari fakta ini, kami menuntut agar aparat keamanan menuntaskan kasus Tolikara dan menangkap aktor intelektual di balik insiden ini,” ujar Hidayat.

Ketua Komat Tolikara Ustaz Bachtiar Nasir menambahkan, Komat Tolikara mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan kedamaian di Tolikara pasca kerusuhan tersebut. Baik dengan membangun kembali masjid yang dibakar maupun ruko-ruko yang turut terbakar dalam insiden tersebut.

Bahkan Komat Tolikara mengajak seluruh organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk menyalurkan bantuan ‘Peduli Tolikara’ melalui lembaga resmi pemerintah, yaknis Baznas dan Laznas agar penyalurannya tepat sasaran. “Untuk dana yang ada di Komat Tolikara akan digunakan untuk pemberdayaan dan pelatihan di sektor ekonomi bagi umat Islam maupun non Islam korban kerusuhan. Tujuannya agar mereka bisa bangkit lagi dan memulai kehidupan mereka kembali,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Rabu (22/7), Komat Peduli yang dipimpin Didin dan Bachtiar melakukan safari silaturahmi dengan menemui Menteri Agama RI Lukman Hakim Saufuddin, Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Dalam silaturahmi tersebut juga disampaikan agar pemerintah dalam hal ini Menteri Agama dan aparat keamanan mengusut tuntas insiden Tolikara dengan menangkap dan menghukum aktor intelektual dan oknum-oknum dibalik insiden tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement