REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak tujuh titik panas berada di Provinsi Riau, dari total 29 titik panas di Pulau Sumatera.
"Dari pantauan satelit Terra dan Aqua mulai pukul 05.00 WIB terdeteksi sebayak 29 titik panas di Sumatera dan 7 titik panas diantaranya berada di Riau," papar analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Ariestia Ardhitama di Pekanbaru, Rabu (22/7).
Ia menjelaskan, ke-7 titik panas di provinsi ini masih terkosentrasi pada enam kabupaten seperti Siak sebanyak dua titik, sedangkan Bengkalis, Kampar, Pelalawan, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi, masing-masing satu titik.
Kondisi tersebut telah mengakibatkan sebagian wilayah di Riau masih diselimuti kabut asap dari daerah itu sendiri dan dari kiriman provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatera Selatan.
Pasalnya, lanjut dia, sebanyak 22 titik panas di Sumatera terkonsentrasi pada tiga provinsi di pulau tersebut seperti di Jambi yang bertetangga dengan Riau terpantau sebanyak delapan titik.
"Untuk titik panas di Sumatera, terdapat di Sumatera Selatan sebanyak 13 titik, kemudian Jambi delapan titik dan Sumatera Barat satu titik," ungkapnya.
Sementara itu, Satgas Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan tetap melaksanakan proses pemadaman kebakaran di Provinsi Riau dengan pasukan darat dan menggunakan helikopter untuk melakukan pengeboman air, walau pada saat hari raya Idul Fitri 1436 H.
"Kami tetap siaga di posko dan lakukan pemadaman helikopter water bombing (bom air), sedangkan pemadaman di darat juga terus dilakukan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger.
Data Posko Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Riau, pada Ahad (19/7), tercatat proses pemadaman dengan pasukan darat dilakukan di Kampung Pulo, Kecamatan Mandau, Bengkalis. Dimana terjadi kebakaran di lahan seluas sekitar 10 hektare dan penyebabnya masih diselidiki kepolisian setempat.
Lalu proses pemadaman kebakaran dilakukan di lahan kosong di kilometer 75 koridor PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan luas sekitar dua hektare.
Perusahaan industri kertas tersebut, siagakan dua helikopter dengan empat kapten pilot serta ratusan tim pemadam kebakaran yang selalu siap membantu memadamkan api pada setiap kebakaran hutan yang terjadi, walau di luar area konsesi RAPP.
RAPP mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terkait kesiapan pemadam kebakaran pada musim kemarau dan telah diumumkan periode bahaya api di seluruh wilayah konsesi sejak 1 Juli-31 Agustus 2015.