REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengimbau kepada masyarakat desa untuk tidak ikut berbondong-bondong berpindah ke kota pascalebaran 1436 hijriah.
"Dengan adanya perhatian serius yang dilakukan pemerintah terhadap desa, saya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih memaksimalkan potensi desa dan mengembangkan ekonomi perdesaan,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/7).
Menurut Menteri Marwan, perputaran ekonomi perdesaan tidak akan kalah dengan ekonomi perkotaan. Apalagi, desa saat ini diberi kewenangan untuk mengembangkan potensi ekonomi dan mendapatkan dana desa dari pemerintah.
Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan peluang yang ada di Desa. Entah dengan membuat ekonomi kreatif, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ataupun mengembangkan desa wisata. Jika potensi ekonomi perdesaan sudah tertata, Menteri Marwan yakin peredaran uang dan investasi tidak akan menumpuk di kota-kota besar akan tetapi juga akan tersebar ke daerah-daerah dan desa-desa.
"Dengan adanya investasi yang merata, maka akan tercipta beberapa lapangan kerja yang merata hingga ke daerah. Sehingga, arus perputaran uang tidak hanya terpusat di satu titik saja," ujarnya.
Menurut Marwan, pilihan masyarakat untuk berbondong-bondong pergi ke kota karena adanya keterbatasan dalam mencari mata pencaharian di desa. Oleh karena itu, Menteri yang berasal dari Pati tersebut menyarankan agar dana desa benar-benar dimaksimalkan untuk penguatan ekonomi perdesaan. Salah satunya dengan BUMDes, yang nantinya diharapkan bisa mengangkat produktifitas masyarakat desa dan membuka lapangan kerja baru.
Menteri Marwan mencontohkan beberapa daerah yang berhasil meningkatkan produktifitas masyarakat perdesaan melalui BUMDes. "Contohnya di salah satu di Bogor, Jawa Barat, yang berhasil memanfaatkan BUMDes untuk meningkatkan produktifitas ekonomi perdesaan dengan memproduksi ikan lele, gurame, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya," katanya.
BUMDes sebagai salah satu wadah penguatan ekonomi perdesaan, imbuh Menteri Marwan diharapkan tidak hanya bertumpu pada modal material akan tetapi juga modal sosial. Sehingga, Gerakan Civil Society yang berbau ekonomi kedepan bisa menekan arus urbanisasi.
Sebagai informasi, pada tahun 2014 Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat arus perpindahan penduduk dari desa ke kota mencapai 1,061.745 juta jiwa, jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 55 ribu orang dibandingkan pada tahun 2013, yang mencapai 1.006.745 orang. Sedangkan untuk tahun ini diperkirakan ada sekitar 60 juta hingga 70 juta penduduk akan melakukan urbanisasi ke kota.