REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang tinggal di wilayah Gunung Raung, Jawa Timur, memilih tetap bertahan di rumahnya meski status gunung ini adalah siaga (level III). Padahal, posko pengungsian dan kesehatan telah didirikan.
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengklaim, proses evakuasi yang dilakukan pemerintah sudah bagus. Mulai dari logistik, mobil dapur umum lapangan, posko kesehatan hingga mandi cuci kakus (MCK) telah disiapkan. “Proses evakuasi sudah bagus. Namun, masyarakat masih enggan mengungsi,” ujarnya, di rumah dinasnya, di Jakarta, Senin (20/7) sore.
Untuk itu, kata dia, seharusnya masyarakat setempat membiasakan diri kalau terjadi ada-apa menggunakan pemukul kayu atau kentongan. Jika kentongan dipukul, kata dia, maka masyarakat siap dievakuasi. Tak hanya itu, mobil-mobil pribadi penduduk juga sudah diarahkan ke jalan. Sehinga, ika masyarakat dievaluasi sewaktu-sewaktu sudah siap. “Bahan bakar minyak (BBM) juga jangan sampai kehabisan,” ujarnya.
Namun, ia menjelaskan bahwa posisi kawah Gunung Raung luas. Sehingga, erupsinya masih jatuh di daerah kawah itu. Masalahnya, sekarang ini erupsinya cukup tinggi sampai 2 kilometer (km) yang membuat abu vulkanis itu terkena angin kadang ke Surabaya, atau hingga Denpasar, Bali.
Untuk itu, masyarakat juga diminta bisa bisa mengidentifikasi early warning system. Tak hanya itu, pemerintah harus menyediakan masker karena karena di Sidoarjo dan Surabata sudah terjadi abu vulkanis. Meski demikian, pihaknya berharap masyarakat setempat masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari.