REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Silaturrahmi Ta'mir Masjid dan Mushalla Indonesia (Fahmi Tamami), Rhoma Irama, berencana membentuk tim investigasi khusus untuk mencari kejelasan mengenai peristiwa yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7) lalu.
"Terkait peristiwa di Tolikara, Insya Allah kami akan membentuk tim investigasi khusus sehingga ada kejelasan dan seluruh umat bisa mengetahuinya," kata Rhoma dalam konferensi pers yang digelar di Masjid Khusnul Khatimah, Jakarta Selatan, Senin (20/7).
Menurut dia, Fahmi Tamami merupakan forum silaturrahmi yang merangkul ta'mir masjid yang ada di seluruh wilayah Indonesia sehingga dirasa perlu untuk ikut terlibat didalam penyelesaian kasus Tolikara.
"Kalau secara organisasi, Fahmi Tamami memang masih belum terdaftar. Meskipun demikian, secara nasional, Fahmi Tamami itu kan menggalang ta'mir masjid di seluruh Indonesia. Jadi, kami ingin membentuk tim investigasi," ujar Rhoma.
Sementara itu, dia menuturkan dalam konteks bangsa dan negara, seluruh umat manusia harus mampu mewujudkan kerukunan antar umat beragama yang bersifat heterogen, tanpa membedakan budaya, bahasa dan agama.
"Maka dari itu, saya imbau kepada seluruh umat, baik islam maupun kristen agar tidak terprovokasi dan bersikap over reaktif terhadap peristiwa Tolikara karena dikhawatirkan malah akan semakin memperburuk keadaan," tutur Rhoma.
Lebih lanjut, dia meminta agar pemerintah segera mengambil tindakan dengan cara membantu orang-orang yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, kemudian juga sekaligus membangun kembali masjid yang telah terbakar.
"Karena pembangunan masjid di Tolikara sebagai dampak dari peristiwa itu merupakan tanggung jawab pemerintah. Namun sebagai bentuk empati, kami akan mengusahakan untuk ikut membantu," ungkap Rhoma.