REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara (Malut) kembali dibuka, setelah pada Ahad malam sekira pukul 22.00 WIT ditutup menyusul adanya semburan abu vulkanik Gunung Gamalama.
"Memang, aktivitas penerbangan sempat ditutup pukul 22.00-03.00 dini hari atau selama lima jam dan saat ini telah dibuka kembali," kata Kepala Unit Pelaksana Penyelenggara Bandar Udara (UPPBU) Sultan Babullah Ternate, Rasburhany di Ternate, Senin (20/7).
Dia mengatakan, ditutupnya aktivitas penerbangan di wilayah Malut tersebut karena dikhawatirkan ada pesawat lainnya yang akan melewati udara di Malut bisa terkena dampak abu vulkanik. Namun otoritas Bandara telah membuka aktivitas penerbangan dan para calon penumpang tidak perlu khawatir tidak bisa melakukan perjalanan.
Menurutnya, ditutupnya aktivitas penerbangan selama tiga hari membuat sejumlah maskapai harus menambah aktivitas operasional karena penumpukan penumpang yang batal berangkat. Ia berharap agar erupsi Gunung Gamalama bisa turun, sehingga tidak mengganggu aktivitas penerbangan, karena saat ini banyak para pemudik yang harus menggunakan jalur transportasi udara untuk berlebaran di kampung halamannya masing-masing.
Saat ini, maskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Ekspres Air, Wings Air dan Susi Air yang melakukan aktivitas penerbangan antar-pulau di Malut pun telah menyatakan kesiapan beroperasi. Rasburhany menambahkan, aktivitas Bandara Babullah Ternate saat normal bisa memberangkatkan penumpang sekitar 700 sampai 800 orang per hari.
"Karena itu, penutupan bandara selama tiga hari telah membuat penumpukan penumpang yang padat, baik yang berangkat maupun yang akan datang ke Ternate," katanya.