Senin 20 Jul 2015 15:05 WIB

600 Ribu Pendatang Ilegal Serbu Jakarta

Rep: Elba Damhuri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Arus Balik Stasiun Pasar Senen. Pemudik penumpang kereta Matarmaja dari Malang tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (20/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Arus Balik Stasiun Pasar Senen. Pemudik penumpang kereta Matarmaja dari Malang tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Transportation Watch (JTW) memprediksi jumlah pendatang illegal akan mengalami kenaikan dengan membonceng arus balik. Menurut JTW, ada 600 ribuan pendatang ilegal yang akan masuk Jakarta yang mayoritas datang dari Jawa dan Sumatra.

Prediksi pendatang ilegal tersebut, kata Andy W Sinaga, ketua JTW, berdasarkan data jumlah pemudik yang meninggalkan Jakarta pada musim mudik 2015 ini sebanyak 6.532.403 orang. Jumlah pendatang ilegal ini sudah memperhitungkan sanak saudara yang dibawa.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Kedatangan para pendatang ilegal ini akan menimbulkan berbagai masalah sosial dan memberikan kontribusi bagi penambahan kemacetan di Jakarta," kata Andy dalam siaran persnya, Senin (20/7). Kebanyakan para pendatang ilegal ini, jelas dia, akan bekerja sebagai pekerja informal seperti pengemudi bajaj, tukang parkir, awak angkutan dan bus kota di Jakarta.

JTW memprediksi penyebab para kaum urban tersebut masuk ke Jakarta adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Tahun ini saja Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan dana sekitar Rp 2,3 triliun untuk program KJP, sedangkan untuk Kartu Jakarta Sehat, Pemprov menggelontorkan Rp 1,3 triliun.

JTW mengusulkan agar Pemprov segera mengantisipasi para pendatang tersebut, dengan menyebar petugas di setiap terminal kedatangan bis maupun stasiun kereta api. Pemprov bisa merekrut para pendatang ilegal tersebut untuk bekerja di dinas kebersihan dan pertamanan atau bekerja untuk mendukung proyek infrastruktur jalan dan MRT di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement