REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Lahan pertanian seluas 4.128 hektare di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat terancam kekeringan. Data tersebut diperoleh dari Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan (KPK). Menurut Dinas KPK setiap kali kemarau panjang wilayah pertanian selalu kekeringan.
Sekretaris Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran, Gumilar mengatakan, berdasarkan hasil survei pada awal Juli, wilayah pertanian mengalami kekeringan paling parah adalah Kecamatan Pangandaran. Di seluruh wilayah Kabupaten Pangandaran, menurutnya rata-rata tingkat kekeringannya sedang dan ringan.
"Sekitar 123 hektare lahan pertanian di Kecamatan Pangandaran ternacam kekeringan," kata Gumilar kepada Republika, Ahad (19/7).
Gumilar mengungkapkan, dari sekitar 4.000 hektare lahan persawahan yang berpotensi kekeringan, kemungkinan masih bisa dselamatkan. Akan tetapi, resikonya akan mengalami penurunan peroduksi gabah di Kabupaten Pangandaran karena pengairannya tidak normal.
Saat musim kemarau panjang, menurut Gumilar akan sangat sulit memprediksi produksi gabah. Dengan keadaan alam yang kurang mendukung, diperkirakan produksi gabah akan sama seperti tahun sebelumnya atau bahkan menurun.
"Meningkatnya proiduksi gabah saat kemarau kecil kemungkinannya," ujar Gumilar.
Menurut Gumilar, persiapan menghadapi musim kemarau telah dilakukan sejak tiga bulan yang lalu. Dinas KPK telah menyalurkan bantuan berupa pompa air. Pompa tersebut diberikan ke setiap kelompok-kelompok tani diwilayah yang berpotensi kekeringan.
Dalam waktu dekat ini, sebagai antisipasi mencegah kekeringan, Dinas KPK membantu pembuatan sumur pantek. Selain itu, upaya membendung sungai juga telah dilakukan. Sungai yang masih ada airnya dibendung agar menjadi genangan air yang cukup dan bisa digunakan memenuhi masyarakat.
Supaya tidak terjadi masalah kekeringan yang sama setiap tahunnya, Dinas KPK juga cukup intensif memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya hutan lindung. Karena hutan lindung dapat berfungsi sebagai hutan resapan air.
Ikuti Whatsapp Channel Republika