Ahad 19 Jul 2015 08:11 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Ada Jeda Sebelum Penyerangan Masjid, Dimanakah BIN dan Polisi?

Rep: C20/ Red: Citra Listya Rini
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane.
Foto: Twitter
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) menilai insiden penyerangan di Tolikara seharusnya dapat dicegah oleh aparat hukum. Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan sudah ada selebaran yang beredar sebelum aksi penyerangan.

"Ada jeda tujuh hari sebelum aksi penyerangan, dimanakah BIN dan polisi?," kata Neta di Jakarta, Ahad (19/7).

IPW juga sangat menyayangkan insiden tersebut dapat terjadi saat umat Muslim tengah menjalankan ibadah Solat Idul Fitri. Menurut Neta, tindakan penyerangan itu sangat keji.  "Harus ada upaya hukum untuk menuntaskan kasus ini," ujar Neta.

Neta mengimbau kepada pemerintah dan aparat hukum untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap semua pihak. Hal itu guna mengungkap kelompok di balik penyerangan yang terjadi di Tolikara, Papua.

Sebelumnya, aksi penyerangan terjadi saat umat Muslim melakukan Salat Idul Fitri di Tolikara. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang berteriak-teriak dan disusul lemparan batu serta pembakaran bangunan.

Brimob dan Yonif 756 yang mengamankan lokasi sempat mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa di Tolikara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement