Sabtu 18 Jul 2015 21:30 WIB

Tahun Ini Ngabekten Keraton Yogyakarta Tertutup Bagi Pers

Rep: C97/ Red: Yudha Manggala P Putra
Keraton Yogyakarta
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Keraton Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -– Tahun ini pers tidak diperbolehkan mengikuti Upacara Ngabekten atau Pisowanan 1 Syawal di Keraton Yogyakarta. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, awak media masih diperbolehkan mengikuti upacara tersebut dengan syarat menggunakan pakaian peranakan.

Akhirnya sejumlah media yang sudah datang untuk meliput tidak diperbolehkan masuk. Dengan alasan, upacara sungkeman kepada Raja Ngayogyakarta tahun ini tertutup. Sebagian jurnalis yang telah mengenakan pakaian peranakan pun terpaksa harus pulang kembali ke tempatnya masing-masing.

“Sekarang prosesi ngabektennya tertutup. Jadi tidak ada yang tahu apa yang berlangsung di dalam Keraton. belum ada info,” kata reporter dari salah satu televisi swasta nasional, Agus pada Republika, Sabtu (18/7). Hingga saat ini belum diketahui alasan penutupan akses terhadap pers tersebut.

Jurnalis dari salah satu situs online nasional, Fatricia Fika pun menuturkan hal yang sama. “Tidak tahu kenapa jadi ditutup. Belum ada penjelasan,” ujarnya. Saat Republika mengonfirmasi hal ini kepada beberapa Abdi Dalem, mereka pun enggan menjawab dan mengaku tidak tahu apa-apa.

Adapun pihak-pihak yang terpantau hadir pada acara Ngabekten Sabtu (18/7) adalah Haryadi Suyuti, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, dan Bupati Sleman Sri Purnomo. Wakil Gubenur Yogyakarta Pakualam IX pun terlihat hadir.

Ngabekten sendiri merupakan acara rutin yang digelar oleh Kraton Yogyakarta pada tiga hari pertama bulan Syawal. Mereka yang diizinkan mengikuti ngabekten hanya abdi dalem minimal berpangkat wedana. Termasuk para pejabat dan keluarga Kerajaan Ngayogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement