Ahad 19 Jul 2015 00:46 WIB

Penyerangan Tolikara, HMI: Sikap Penyesalan Presiden Jokowi tidak Cukup

Himpunan Mahasiswa Islam
Foto: Antara
Himpunan Mahasiswa Islam

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, menyatakan penyerangan terhadap umat Islam di Tolikara, Papua merupakan ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan toleransi antarumat beragama, sehingga perlu menjadi perhatian semua pihak.

Juru bicara HMI Pamekasan dari Komisariat STAIN Agus Poeteratama menyatakan, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memang telah menyatakan sikap dan menyesalkan insiden penyerangan dan pembakaran mushala, serta sejumlah toko umat Islam yang terjadi saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah itu.

Namun demikian, katanya, hal itu tidak cukup, tanpa adanya gerakan serentak dan terpadu oleh para kepala daerah dan tokoh agama di seluruh Indonesia, karena persoalan agama sangat emosional.

"Emosional yang kami maksudkan, ini kan menyangkut keyakinan yang personal, akan tetapi kemudian diganggu dengan aksi anarkis yakni penyerangan dan pembakaran tempat ibadah dan waktunya bertepatan dengan hari suci keagamaan, yakni saat Idul Fitri," katanya.

Insiden penyerangan umat Islam di Tolikara, Papua itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIT, saat umat Islam sedang menunaikan shalat Idul Fitri di lapangan Koramil l1702-11/Karubaga, kabupaten Tolikara, Papua. Saat takbir pertama, ratusan orang datang dan langsung menyerang umat Islam yang sedang menunaikan shalat Idul Fitri itu, dan umat Islam menghindar dan berlindung di Koramil dan Pos Koramil setempat.katanya.

Selang beberapa saat kemudian, sekelompok masyarakat penyerang melakukan pelemparan ke arah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada di sekitar tempat tersebut. Enam unit rumah dan 11 kios dilaporkan terbakar akibat penyerangan itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement