REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Masyarakat kota Palangka Raya dan sekitarnya lebih meminati berkunjung ke Pusat rehabilitasi Orangutan dibandingkan objek Wisata Tahai saat merayakan hari raya Idul Fitri 1436 Hijriyah.
Hal itu terlihat dari ratusan masyarakat memadati ruang informasi berdekatan dengan rumah orangutan di komplek Nyaru Menteng dibandingkan Sungai Tahay yang tak jauh dari wilayah tersebut, Sabtu (18/7).
"Kalau di Sungai Tahai kan hanya bermain sambil berenang, sedangkan di sini kan bisa sekalian belajar anak-anak.
Itu yang buat saya bawa anak-anak ke sini," kata seorang pengunjung Nyaru Menteng Karti.
Warga Desa Rawung kota Palangka Raya itu mengunjungi Nyaru Menteng juga untuk mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menghargai dan melindungi seluruh ciptaan Tuhan, termasuk orangutan.
"Ini juga kan tambahan ilmu kepada anak-anak selain di sekolah. Mereka jadi tahu begini loh orangutan, hidup berdampingan dan kenapa harus dilindungi. Jadi, ketika besar, tidak sembarangan menyakiti mahluk ciptaan Tuhan," ucap Karti.
Koordinator Humas Bos Nyaru menteng Monterado Pridman mengatakan seharusnya pusat rehabilitasi ini ditutup untuk umum saat hari raya idul fitri, karena para staff harus libur bersama sesuai kebijakan pemerintah.
Pihak Nyaru Menteng terpaksa membuka dan memutarkan film tentang orangutan, karena tidak ingin mengecewakan masyarakat yang berkunjung terus bertambah semakin sore.
"Sebenarnya bisa saja kami tutup, tapi kita tidak nyaman dengan masyarakat. Kita ambil positifnya saja, menyosialisasikan kepada masyarakat tentang kenapa dan bagaimana rehabilitasi orangutan," ucapnya.
Monterado menyesalkan sikap penduduk di sekitar Nyaru Menteng yang mengenakan tarif Rp5 ribu bahkan Rp10 ribu per orang yang akan berkunjung ke Pusat Rehabilitasi Orangutan ini.
Dia menegaskan pihaknya sama sekali tidak pernah mengizinkan hal tersebut, bahkan telah menyampaikan kepada pihak Pariwisata Provinsi Kalteng dan pemerintah Kota Palangka Raya agar menyikapi permasalahan tersebut.
"Tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan. Terus saja masyarakat sekitar meminta biaya masuk. Kasihan masyarakat yang ingin berkunjung ke Nyaru Menteng ini," ucap Monterado.